Gubernur Murad Ismail Minta Anak Muda Belajar dari Martha Christina Tiahahu, Ternyata Ini Sosoknya

Gubernur Maluku, Murad Ismail meminta anak muda Maluku belajar dari Martha Christina Tijahahu. Terlebih bagi para perempuan di maluku.

Via Surya.co.id
Martha Christina Tijahahu 

Di bawah komando Vermeulen Kringer, Belanda melancarkan serangan umum terhadap pasukan rakyat Maluku pada 12 Oktober 1817.

Akibat serangan tersebut, korban mulai berjatuhan dari kedua kubu.

Pasukan rakyat mulai terdesak dan kehabisan peluru sehingga hanya melawan pasukan Belanda dengan lemparan-lemparan batu.

Menyadari hal tersebut, Vermeulen Kringer memberi komando kepada pasukannya untuk keluar dari kubu-kubu dan melancarkan serangan dengan sangkur terhunus.

Pasukan rakyat pun mundur dan bertahan di hutan, seluruh daerah Ullath dan Ouw diratakan dengan tanah, semua dibakar dan dirampok habis oleh pasukan Belanda.

Martha Christina Tiahahu, Kapitan Paulus Tiahahu, serta beberapa tokoh perjuangan lainnya akhirnya berhasil ditangkap oleh Belnda dan dibawa masuk ke kapal Eversten.

Di dalam kapal tersebut, mereka bertemu dengan Kapitan Pattimura dan tawanan lainnya.

Para tawanan itu diinterogasi dan dihukum mati. Namun karena usianya yang masih sangat belia, Martha Christina Tiahahu dibebaskan, tapi tidak dengan sang ayah. (3)

Mendengar kenyataan itu, Martha Christina Tiahahu berusaha untuk membebaskan sang ayah dari hukuman mati tersebut.

Martha Christina Tiahahu bahkan sampai merebahkan dirinya di depan Buyskes, orang yang menginterogasi mereka supaya berkenan membebaskan sang ayah.

Namun usahanya sia-sia, Buyskes tak bergeming sedikitpun dari keputusannya.

Pada 16 Oktober 1817, Martha Christina Tiahahu dan ayahnya dibawa ke Nusalaut dan ditahan di Benteng Beverwijk untuk menunggu eksekusi mati Kapitan Paulus Tiahahu pada 17 November 1817.

Martha Christina Tiahahu menemani sang ayah sampai saat ayahnya memasuki tempat eksekusi. (4)

Meninggalnya sang ayah membuat Martha Christina Tiahahu sangat terpukul. Namun ia tidak ingin berlama-lama tenggelam dalam kesedihan.

Komisaris Jenderal Belanda kemudian menyerahkan Martha Christina Tiahahu kepada sekolahan di Nusalaut supaya gadis tersebut mendapat pendidikan dan pengarahan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved