Maluku Hari ini
Dukung Konservasi Laut, Lapas Wahai Ikut Pelepasan Tukik Penyu Lekang
Kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol perlindungan satwa langka, tetapi juga sarana pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan.
Penulis: Novanda Halirat | Editor: Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan dengan mendukung konservasi laut melalui pelepasan anak penyu (tukik) Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Rabu (3/9/2025).
Kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol perlindungan satwa langka, tetapi juga sarana pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan yang dilibatkan secara langsung.
Kegiatan hasil kerja sama Balai Taman Nasional Manusela dan Madrasah Aliyah (MA) Al-Mabrur Wahai ini mengangkat tema “Harapan Baru di Lautan” serta dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan.

Kepala Lapas (Kalapas) Wahai, Tersih Victor Noya, menjelaskan kegiatan ini menjadi langkah nyata jajaran Pemasyarakatan dalam menjaga kelestarian penyu.
“Tujuannya untuk mempertahankan populasi penyu lekang yang terancam punah sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem laut,” ujarnya.
Baca juga: 200 Personil Polisi Dikerahkan Amankan Demo di Maluku Tengah
Dalam kesempatan itu, Kalapas mengikutsertakan dua Warga Binaan yang sedang menjalani program reintegrasi sosial.
“Selain memberikan pengalaman praktis, kegiatan ini membekali mereka dengan pemahaman konservasi. Harapannya, setelah bebas nanti mereka dapat berkontribusi menjaga lingkungan,” tambah Tersih.
Baca juga: Sertifikasi Tanah Transmigrasi di SBT Lamban, Janji Pemkab Dipertanyakan
Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Manusela, Deny Rahadi, mengapresiasi langkah tersebut.
“Ini bukan sekadar edukasi, tetapi ide inovatif dari pihak Lapas. Kami siap bersinergi dengan Lapas Wahai dalam pemberdayaan Warga Binaan berbasis konservasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kerja sama ke depan akan dikembangkan dalam berbagai kegiatan lingkungan seperti pelepasan satwa liar, penanaman pohon, hingga edukasi pembibitan tukik.
Kemudian, Kepala MA Al-Mabrur Wahai, Rusli Salating, juga menyampaikan apresiasi.
“Seperti penanaman mangrove pada November 2024 lalu, kegiatan ini membuktikan peran nyata Lapas dalam menjaga ekosistem,” tuturnya.
Salah satu Warga Binaan yang terlibat, AR, mengaku senang mendapat pengalaman baru.
“Kami belajar bahwa penyu harus dilindungi, bukan untuk dikonsumsi. Kegiatan ini menjadi pelajaran berharga untuk hidup lebih baik setelah bebas,” ungkapnya.
Melalui sinergi dengan berbagai pihak, Lapas Wahai berharap program konservasi ini dapat menjadi model pembinaan kemandirian yang bermanfaat bagi Warga Binaan dan lingkungan sekitar. (*)
Future Mind Indonesia Dukung Pemerataan Harga BBM di Wilayah Timur |
![]() |
---|
Uskup Diosis Amboina, Mgr Seno Ngutra Minta Masyarakat Maluku Jangan Mudah Terprovokasi |
![]() |
---|
GPM Imbau Pemuda dan Laki-laki Gereja Tak Terlibat Aksi Demo, Utamakan Dialog dan Doa |
![]() |
---|
Pejabat Negeri Tial Maluku Larang Warga Ikut Demonstrasi |
![]() |
---|
Dankodaeral Ambon Gelar Apel Pasukan, Siap Jaga Stabilitas Keamanan di Maluku saat Unjuk Rasa Nanti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.