Ambon Hari Ini
Ekspor Turun 18,31 Persen, Sejak Januari-September Maluku Hanya Kirim Hasil Laut
Penurunan ekspor disebabkan belum adanya kegiatan ekspor migas pada periode ini.
Penulis: Maula Pelu | Editor: Mesya Marasabessy
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, mencatat sejak Januari hingga September 2025, nilai ekspor turun 18,31 persen atau dari US$41,05 juta menjadi US$33,53 juta, jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2024.
Penurunan ekspor disebabkan belum adanya kegiatan ekspor migas pada periode ini.
Selain itu, tidak adanya ekspor berupa kelompok lainnya.
Ekspor hanya berasal dari kelompok ikan dan udang.
Dengan presentasi kelompok ikan dan udang meningkatkan 12,57 persen dari US$29,79 juta menjadi US$33,53 juta.
Kepala BPS Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia, dalam acara peluncuran Berita Resmi Statistik (BRS) untuk November 2025, menyampaikan bahwa kondisi ini menjadi indikator adanya perlambatan kinerja perdagangan luar negeri di Maluku, baik sektor migas ataupun nonmigas.
“Untuk ekspor Maluku pada September 2025 tercatat sebesar US$5,22 juta, turun 15,24 persen dibandingkan dengan capaian pada September 2024. Ekspor September 2025, seluruhnya dalam bentuk nonmigas berupa udang beku. Kondisi ini menjadi indikator adanya perlambatan kinerja perdagangan luar negeri di Maluku, baik sektor migas maupun nonmigas,” jelasnya.
• Potensi Sagu di SBT Belum Tergarap Optimal, MASSI Minta Pemerintah Bergerak Cepat
• Handphone Hilang di Fasilitas Cas, Penumpang KM Labobar Keluhkan Lemahnya Keamanan Kapal
Berdasarkan tujuan ekspor, sejak Januari–September 2025, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar yaitu sebesar US$30,44 juta (90,78 persen), diikuti oleh Hongkong
US$2,94 juta (8,76 persen).
Sementara ekspor ke kawasan luar Asia pada periode tersebut kontribusinya hanya sebesar 0,46 persen, yakni ke Amerika Serikat senilai US$0,15 juta.
Komoditas yang diekspor pada periode tersebut adalah kelompok non migas berupa ikan beku, ikan laut hidup, kerapu dan udang beku.
Total nilai ekspor Januari–September 2025 mencapai US$33,53 juta atau turun US$7,51 juta (18,31 persen) dibanding periode tahun sebelumnya.
Penurunan itu disebabkan dari turunnya nilai ekspor ke kawasan ASEAN mencapai 100,00 persen, dan ke kawasan Asia lainnya sebesar 10,05 persen.
Selanjutnya, ekspor ke negara kawasan luar Asia juga mengalami penurunan sebesar 22,89 persen pada periode Januari-September 2025.
“Kondisi yang sama bila dibandingkan dengan September 2024, ekspor ke negara ASEAN, kawasan Asia lainnya maupun kawasan luar Asia, semunya mengalami penurunan. Ekspor Maluku September 2025 hanya menuju negara Tiongkok, senilai US$5,22 juta atau naik 9,38 persen dibanding September 2024,” sambung Kepala BPS Maluku.
Periode tersebut, Ekspor dilakukan melalui dua Pelabuhan, yakni Yos Sudarso dan Tual.
Apabila dibandingkan dengan periode yang sama 2024, ekspor melalui Pelabuhan Tual naik 18,57
persen.
Demikian halnya dengan Pelabuhan Yos Sudarso mengalami peningkatan sebesar 25,07 persen dari US$26,54 juta menjadi US$33,19 juta di periode Januari-September 2025.
Sementara, Bandara Pattimura dan Pelabuhan Bula, masing-masing mengalami penurunan hingga 100,00 persen.
“Secara keseluruhan, ekspor Maluku periode Januari-September 2025, yang utama dilakukan melalui Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon dengan peranan sebesar 98,97 persen,” jelasnya.
Sementara untuk volume ekspor dalam periode tersebut, jika dibandingkan dengan periode yang sama 2024, volume ekspor Maluku mencapai 6,69 ribu ton atau mengalami penurunan sekitar 78,62 persen, dimana pada periode yang sama 2024 dengan volume 31,31 ribu ton.
Jika dilihat lebih detail, kelompok bahan bakar mineral dan kelompok lainnya, masing-masing mengalami penurunan mencapai 100,00 persen.
Sedangkan kelompok ikan dan udang, mengalami
kenaikan 26,62 persen.
Selama periode tersebut kelompok ikan dan udang memberikan andil penuh, yakni mencapai 100,00 persen.
Volume ekspor Maluku pada September 2025 sebesar 1,10 ribu ton, turun 5,62 persen dibanding September 2024.
Penurunan ini dikarenakan turunnya volume ekspor ikan dan udang melalui pelabuhan di Maluku dari 1,16 ribu ton menjadi 1,10 ribu ton di September 2025. (*)
| Handphone Hilang di Fasilitas Cas, Penumpang KM Labobar Keluhkan Lemahnya Keamanan Kapal |
|
|---|
| Ambon Catat Inflasi Tertinggi di Maluku Oktober 2025, Capai 3,03 Persen dengan IHK 110,12 |
|
|---|
| Mahasiswa UKIM Desak Rektorat Beri Skorsing Bahkan Pecat Pelaku Kekerasan di Kampus |
|
|---|
| Tawuran Antar Mahasiswa UKIM Diduga Akibat Akumulasi Masalah dan Kelalaian Kampus |
|
|---|
| Pelindo Luncurkan Program TJSL Stunting Care di Laha Kota Ambon |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.