Ambon Hari Ini

Tawuran Antar Mahasiswa UKIM Diduga Akibat Akumulasi Masalah dan Kelalaian Kampus

Konflik yang melukai empat orang dan merusak satu unit motor ini diduga merupakan akumulasi masalah yang gagal diselesaikan pihak universitas.

TribunAmbon/jenderal
TAWURAN MAHASISWA - Tampak suasana depan Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) di kawasan Talake, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Rabu (5/11/2025) Sore. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Insiden tawuran brutal yang terjadi antara mahasiswa Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) di Talake, Kota Ambon, pada Selasa (4/11/2025) memicu sorotan tajam. 

Konflik yang melukai empat orang dan merusak satu unit motor ini diduga merupakan akumulasi masalah yang gagal diselesaikan tuntas oleh pihak universitas.

Sehari pasca-kericuhan, meskipun aktivitas perkuliahan telah kembali normal dengan kebijakan penyesuaian jadwal (kuliah hanya sampai sore selama seminggu), kritikan keras datang dari internal kampus.

Baca juga: Mengenal Budaya Nusu Loi dari Dusun Yalahatan, Negeri Tamilouw Maluku Tengah 

Baca juga: Bangunan SMAN 13 Buru Rusak Parah, DPRD Minta Pemerintah Segera Bertindak

Mahasiswa UKIM, Bill Clinton Dumgair, angkat bicara menanggapi rentetan perselisihan yang berujung pada aksi saling serang menggunakan batu tersebut. 

Menurutnya, pihak kampus perlu introspeksi diri terkait penanganan konflik.

"Jadi ini sebenarnya dimulai dari akumulasi masalah yang tidak diselesaikan secara tuntas oleh universitas sampai terjadi insiden tawuran antar mahasiswa kemarin," tegas Bill Clinton Dumgair saat diwawancarai TribunAmbon.com, Rabu (5/11/2025).

Ia mendesak Rektorat UKIM untuk bersikap lebih proaktif dan objektif dalam mengidentifikasi serta menyelesaikan akar masalah, bukan hanya sekadar meredam ketegangan sesaat.

"Menurut saya kampus harus lebih jeli lagi mengidentifikasi masalah-masalah yang ada agar diselesaikan tepat sasaran sehingga tidak ada keberpihakan pihak-pihak tertentu," tambahnya.

Sebagai langkah pencegahan, Bill Clinton menekankan perlunya kecepatan pihak kampus dalam menangani perselisihan kecil yang berpotensi memicu masalah besar. 

Selain itu, aspek keamanan kampus juga harus diperketat untuk menjamin kondusivitas.

"Keamanan di kampus juga harus diperketat, jangan sampai masalah internal di dalam kampus memicu konstelasi massa atau lebih parahnya melebar sampai ke masyarakat luar," imbaunya.

Poin utama yang disuarakan Bill adalah tuntutan untuk menegakkan sanksi administratif yang memberikan efek jera kepada para pelaku kekerasan.

"Pada dasarnya sanksi administratif harus dijalankan. Para pelaku kekerasan harus mendapat teguran nyata dari Rektorat agar ada efek jera," ujar Bill Clinton.

Ia menyebutkan sanksi yang harus diberikan adalah tindakan tegas, seperti skorsing dan pemecatan, sesuai dengan aturan kampus yang berlaku. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved