SBT Hari Ini

Tak Dapat Untung Lebih, Penjual Ikan di Kota Bula Terpaksa Berjualan di 2 Lokasi

Sejumlah pedagang ikan di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) terpaksa harus berjualan di dua lokasi berbeda.

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Mesya Marasabessy
Haliyudin Ulima
PEDAGANG IKAN - Sejumlah pedagang ikan saat berjualan di kawasan Pasar Bongkar, Kota Bula, Kabupaten SBT, Minggu (29/6/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima

BULA, TRIBUNAMBON.COM - Sejumlah pedagang ikan di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) terpaksa harus berjualan di dua lokasi berbeda.

Yakni pasar utama di kawasan terminal Gumumae dan Pasar Bongkar Kota Bula

Pasalnya, pedagang mengaku tak meraup untung lebih jika hanya berjualan di Pasar Rakyat Kota Bula yang menjadi pusat perbelanjaan masyarakat setempat. 

Hal itu menyusul banyaknya istri nelayan yang juga turut berjualan dengan harga jual yang sama sesuai harga yang dipasok pedagang. 

Baca juga: Bom Ikan Tayando Yamru, Rumra Minta Polairud Perketat Pengawasan

Baca juga: Pergeseran Tanah di Desa Sermaf Maluku, Rumra Sebut Bakal Minta Kajian Dinas ESDM Maluku

Bastia Rumaday, salah satu penjual turut merasakan dampaknya lantaran perbedaan harga jual ikan antara istri seorang nelayan dan pedagang biasa sepertinya. 

"Kami ini ambil ikan dari nelayan, misalnya 4 ekor itu kenal Rp 20 ribu, jadi harus kasih naik harga atau kasih kurang satu satu ekor supaya ada untung, tapi kalau istri nelayan tidak," ujarnya saat diwawancarai TribunAmbon.com, Minggu (29/6/2025). 

Ia yang aktif berjualan sebagai pedagang ikan sejak tahun 1991 di Kota Bula itu mengaku, lapaknya kerap menyisahkan beberapa tumpukan ikan menyusul perbedaan harga tersebut. 

"Kalao pagi sampai jam lima sore, saya jualan di pasar utama, tapi tidak dapat untung bahkan ikan tidak laku-laku, karena pembeli itu cari ikan yang murah dan banyak, kalau kita jual dengan harga sama dengan istri nelayan berarti cuman dapat cape saja," jelasnya. 

Atas hal itu, pihaknya harus melanjutkan waktu berjualan di saat aktivitas penjualan di pasar utama telah ditutup. 

"Kalau di pasar utama sudah tutup, baru kita datang jualan disini, supaya bisa dapat untung sedikit," lanjutnya. 

Dirinya berharap agar harga ikan yang dijual antara istri nelayan dan pedagang yang memasok ikan bisa disetarakan agar pihaknya juga mendapat untung saat berjualan di pasar utama. 

"Kami minta supaya tidak ada perbedaan harga ikan dengan istri nelayan, kalau istri nelayan jual dengan harga yang sama sesuai harga pasokan, lalu kita pedagang yang ambil ikan dari mereka mau dapat untung bagaimana," tutupnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved