SBT Hari Ini
Tak Dapat Untung Lebih, Penjual Ikan di Kota Bula Terpaksa Berjualan di 2 Lokasi
Sejumlah pedagang ikan di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) terpaksa harus berjualan di dua lokasi berbeda.
Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Mesya Marasabessy
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima
BULA, TRIBUNAMBON.COM - Sejumlah pedagang ikan di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) terpaksa harus berjualan di dua lokasi berbeda.
Yakni pasar utama di kawasan terminal Gumumae dan Pasar Bongkar Kota Bula.
Pasalnya, pedagang mengaku tak meraup untung lebih jika hanya berjualan di Pasar Rakyat Kota Bula yang menjadi pusat perbelanjaan masyarakat setempat.
Hal itu menyusul banyaknya istri nelayan yang juga turut berjualan dengan harga jual yang sama sesuai harga yang dipasok pedagang.
Baca juga: Bom Ikan Tayando Yamru, Rumra Minta Polairud Perketat Pengawasan
Baca juga: Pergeseran Tanah di Desa Sermaf Maluku, Rumra Sebut Bakal Minta Kajian Dinas ESDM Maluku
Bastia Rumaday, salah satu penjual turut merasakan dampaknya lantaran perbedaan harga jual ikan antara istri seorang nelayan dan pedagang biasa sepertinya.
"Kami ini ambil ikan dari nelayan, misalnya 4 ekor itu kenal Rp 20 ribu, jadi harus kasih naik harga atau kasih kurang satu satu ekor supaya ada untung, tapi kalau istri nelayan tidak," ujarnya saat diwawancarai TribunAmbon.com, Minggu (29/6/2025).
Ia yang aktif berjualan sebagai pedagang ikan sejak tahun 1991 di Kota Bula itu mengaku, lapaknya kerap menyisahkan beberapa tumpukan ikan menyusul perbedaan harga tersebut.
"Kalao pagi sampai jam lima sore, saya jualan di pasar utama, tapi tidak dapat untung bahkan ikan tidak laku-laku, karena pembeli itu cari ikan yang murah dan banyak, kalau kita jual dengan harga sama dengan istri nelayan berarti cuman dapat cape saja," jelasnya.
Atas hal itu, pihaknya harus melanjutkan waktu berjualan di saat aktivitas penjualan di pasar utama telah ditutup.
"Kalau di pasar utama sudah tutup, baru kita datang jualan disini, supaya bisa dapat untung sedikit," lanjutnya.
Dirinya berharap agar harga ikan yang dijual antara istri nelayan dan pedagang yang memasok ikan bisa disetarakan agar pihaknya juga mendapat untung saat berjualan di pasar utama.
"Kami minta supaya tidak ada perbedaan harga ikan dengan istri nelayan, kalau istri nelayan jual dengan harga yang sama sesuai harga pasokan, lalu kita pedagang yang ambil ikan dari mereka mau dapat untung bagaimana," tutupnya. (*)
Miris! Tumpukan Sampah Berserakan di Dekat Kantor DPRD SBT, Rusak Pemandangan |
![]() |
---|
Jalan Rusak di Pusat Perkantoran Kota Bula, Ancam Keselamatan Pengendara |
![]() |
---|
Warga Airnanang Keluhkan Lambatnya Penanganan Kasus Proyek Fiktif Mantan Pejabat |
![]() |
---|
Warga Nilai Inspektorat SBT Tebang Pilih, Proyek Bermasalah Dibiarkan Begitu Saja |
![]() |
---|
Pantai Tikus Kota Bula Dipenuhi Sampah, Warga Keluhkan Bau Menyengat dan Sikap Cuek Pemerintah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.