SBB Hari Ini

Ratusan Siswa di SBB Diduga Keracunan MBG, 10 Juru Masak Layani 3.222 Porsi Makanan

Fokus kini tertuju pada Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Al-Barqah Nahdliyin Waimital yang baru beroperasi sebulan.

Jenderal Loius
KASUS MBG - Tampak pasien diduga keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis sementara dirawat di Puskesmas Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Selasa (21/10/2025). 

Kasus keracunan massal ini telah membuat ratusan siswa dilarikan ke Puskesmas Kairatu dan Waimital.

Berdasarkan data terbaru dari kepolisian, total 239 orang menjadi korban, termasuk sejumlah guru.

Yakni, 74 pasien di Puskemas Waimital dan 165 pasien di Puskesmas Kairatu.

Untuk mengungkap teka-teki kelalaian di dapur penyedia Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Kepolisian telah memeriksa puluhan karyawan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Waimital.

Kepala Satuan Reskrim (Kasat Reskrim) Polres SBB, AKP. Idris Mukadar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memanggil dan memeriksa total 47 orang yang terlibat dalam operasional dapur tersebut.

"Kita sudah lakukan pemeriksaan. Sebanyak 47 orang dari dapur MBG (SPPG Waimital) telah kita periksa," ujar AKP. Idris Mukadar saat dihubungi TribunAmbon.com, Sabtu (25/10/2025).

Pemeriksaan ini, kata Kasat Reskrim, difokuskan pada para pekerja yang memiliki peran langsung dalam proses pengolahan dan distribusi makanan pada hari kejadian, Senin, 20 Oktober 2025. 

Langkah ini diambil untuk mengurai alur kerja dan menelusuri potensi titik kegagalan yang menyebabkan makanan tersebut diduga menjadi beracun.

"Yang kita periksa adalah mereka yang terlibat dalam proses memasak dan distribusi pada hari kejadian," tegasnya.

Meskipun telah memeriksa puluhan saksi, AKP. Mukadar mengakui bahwa pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab pasti keracunan tersebut. 

Kepolisian saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang telah dikirim.

"Kami juga belum mendapat hasil pemeriksaan sampel makanan. Kita juga membutuhkan hasil pemeriksaan untuk memastikan penyebab utama ratusan siswa yang keracunan," jelasnya.

Kasat Reskrim menambahkan, penyelidikan ini murni didasarkan pada peristiwa keracunan massal yang telah terjadi, bukan dari laporan resmi orang tua korban. 

"Penyelidikan berdasarkan peristiwa yang terjadi, kalau pelaporan dari orang tua siswa sejauh ini belum ada," tutupnya.

Sumber: Tribun Ambon
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved