SBB Hari Ini
Ratusan Siswa di SBB Diduga Keracunan MBG, 10 Juru Masak Layani 3.222 Porsi Makanan
Fokus kini tertuju pada Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Al-Barqah Nahdliyin Waimital yang baru beroperasi sebulan.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Mesya Marasabessy
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Tragedi dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 20 Oktober 2025, kian menunjukkan titik terang yang mencurigakan.
Fokus kini tertuju pada Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Al-Barqah Nahdliyin Waimital yang baru beroperasi sebulan.
Namun dapur milik Eko, seorang mantan Anggota DPRD SBB ini nekat melayani lonjakan produksi hingga ribuan porsi dengan jumlah juru masak yang terbatas.
Fasilitas ini bertanggung jawab menyediakan makanan bagi 18 sekolah di Kecamatan Kairatu, mulai dari jenjang TK Negeri Waimital hingga MA Negeri SBB.
Awalnya, dapur tersebut melayani sekitar 2.724 porsi per hari.
Namun, pada 20 Oktober 2025, total produksi melonjak tajam hingga mencapai 3.222 porsi.
Ironisnya, untuk melayani ribuan porsi makanan yang didistribusikan ke belasan sekolah tersebut, dapur SPPG hanya mengandalkan 10 orang juru masak.
Kenaikan volume produksi hingga 500 porsi lebih dalam waktu singkat ini diduga kuat menjadi pemicu utama kelalaian, penurunan standar kebersihan, atau penurunan kualitas bahan baku dalam proses pengolahan makanan.
Dapur ini sendiri memiliki total 50 petugas, termasuk Rosalinda Laturake (Kepala SPPI), Arma Ningsi Banawi (Ahli Gizi), Sulis Sampulawa (Akuntan), Rudi Hartono (Admin), dan Wahyudi (Aslap) .
Serta dilengkapi 9 petugas persiapan, 8 petugas pemorsian, 14 petugas ompreng, dan 2 driver penyaluran MBG.
Namun, besarnya tim pendukung tidak sebanding dengan beban kerja 10 juru masak yang harus mengolah lebih dari 3.000 porsi makanan dalam satu hari.
Sayangnya, upaya untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak penanggungjawab dapur SPPG terkendala.
Penanggungjawab SPPG tidak dapat ditemui di lokasi, dan upaya menghubungi pemilik dapur, Eko, yang merupakan mantan anggota dewan, juga tidak membuahkan hasil.
Ketiadaan pihak yang bertanggung jawab di lokasi semakin memperkuat dugaan adanya masalah serius dalam manajemen dan pengawasan mutu makanan.
Baca juga: HUT ke-64, Pemprov Apresiasi Kinerja Pelayanan Publik Bank Maluku Malut
Baca juga: Harga Cabai di Pasar Rakyat Bula Anjlok, Cabai Keriting Dibandrol Rp 25 ribu per Kilo
| Kecelakaan Maut di Gunung Parang - SBB, Motor Ditumpangi Sekeluarga Terperosok ke Jurang |
|
|---|
| Rumah Kades Tala Dilempari Batu Diikuti Pengancaman Sajam, Picu Aksi Palang Jalan di SBB |
|
|---|
| Polisi Amankan Pelaku TPKS Terhadap Anak Kandung di SBB, Hukuman Berat Menanti SK |
|
|---|
| Dua Pelajar Pelaku Pencurian Kotak Amal di Desa Kawa - SBB Ditetapkan Sebagai Tersangka |
|
|---|
| Kasus Pembunuhan di Seram Bagian Barat Terungkap, La Endo Ditetapkan Sebagai Tersangka |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.