SBT Hari Ini
Kunjungi Pasien Gizi Buruk di RSUD Bula, TP-PKK Akui Peranya Sebatas Edukasi dan Berikan santunan
Tim Percepatan Penurunan Stunting yang juga merupakan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) SBT berikan santunan uang tunai.
Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Ode Alfin Risanto
Laporan Wartawan Tribunambon.com, Haliyudin Ulima
BULA, TRIBUNAMBON.COM - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), kunjungi pasien penderita gizi buruk di RSUD Bula, Kamis (11/9/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Tim Percepatan Penurunan Stunting yang juga merupakan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) SBT berikan santunan uang tunai.
Pemberian uang tunai ini diharapakan bisa meringankan beban keluarga.
"Sejauh ini yang kami lakukan adalah terus memantau dan memberikan santunan yang sifatnya reaktif, itu juga masuk dalam peran kita sebagai bagian dari edukasi masyarakat," ujar Bendahara PKKK, Sanariya Mony saat diwawancarai awak media di Pelataran RSUD Bula, Kamis (11/9/2025).
Baca juga: Angkot Nakal di Ambon Bikin Resah, Dishub Siap Tilang Pengemudi yang Ngetem
Baca juga: DLHP Ambon Siapkan Ratusan Titik Collection Point Untuk Mengurangi Tempat Sampah Semu
Hal ini menjadi sebuah harapan sederhana yang terasa berat di tengah kondisi fisik anak-anak yang sudah terlanjur memburuk.
"Santunan yang kami berikan berupa uang tunai oleh Ketua tim Penggerak PKK, yang secara langsung kami serahkan. Kita berharap agar anak-anak ini cepat sembuh, pulih dari penyakit yang diderita dan cepat keluar dari rumah sakit," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, meski pihaknya berupaya aktif memantau kondisi gizi buruk di SBT, namun peran mereka hanya terbatas yakni berikan edukasi dan pemberian santunan dadakan.
Kejadian ini secara tidak langsung menyoroti peran Dinas terkait, dimana respons datang setelah masalah memuncak, bukan melalui upaya pencegahan yang kuat.
Kolaborasi antara TP-PKK dan dinas terkait memang ada, namun kehadiran mereka di RSUD Bula kali ini seolah menjadi simbol dari perjuangan yang belum usai.
Santunan uang tunai tak bisa menghapus trauma, apalagi mengganti waktu yang hilang dari tumbuh kembang anak.
Mereka kini menjadi bukti hidup dari ancaman gizi buruk, yang terus meminta korban, sementara upaya pencegahan yang proaktif masih belum terlihat secara masif.
"Kebijakan-kebijakan selanjutnya ada di BKKBN dan Kesehatan, sehingga yang berada di kami Tim Penggerak PKK adalah tugas-tugas edukasi masyarakat," tutupnya. (*)
Dinkes SBT Akui Fasilitas Puskesmas Nama Tak Layak, Komitmen Perbaikan Terkendala Efisiensi Anggaran |
![]() |
---|
Pasien Gizi Buruk Kembali Dirawat di RSUD Bula, Usia 3,6 Tahun, Berat Badan 6 Kilogram |
![]() |
---|
Bantah Pergantian Kepsek Terkait Dana Revitalisasi, Komisi III DPRD SBT Sebut Itu Hak Bupati |
![]() |
---|
Cegah Stunting, Dinkes SBT Butuh Kerja Sama Lintas Sektor |
![]() |
---|
DPRD SBT Pastikan Pengelolaan Dana Revitalisasi Pendidikan Sesuai Petunjuk Teknis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.