Ambon Hari Ini

Kualitas Beras SPHP di Pasar Namlea Berwarna Kuning, Begini Penjelasan Perum Bulog Maluku

Abdul Aziz menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan mutu beras, salah satunya perawatan gaba padi dari awal yang kurang baik.

Penulis: Novanda Halirat | Editor: Ode Alfin Risanto
Tribunambon/vanda
BERAS SPHP- Potret Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Bulog Maluku dan Maluku Utara, Abdul Aziz, saat diwawancarai TribunAmbon.com, terkait kualitas beras SPHP yang berwarna kuning di pasar Impres Namlea, Kabupaten Buru. Ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/10/2025). 

Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Novanda Halirat 

AMBON, TRIBUNAMBON.COM- Perum Bulog Maluku dan Maluku Utara, akhirnya buka suara terkait persoalan kualitas beras SPHP yang berwarna kuning di pasar Impres Namlea, Kabupaten Buru. 

Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Abdul Aziz menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan mutu beras, salah satunya perawatan gaba padi dari awal yang kurang baik dengan artian lama dikeringkan setelah panen. 

Sehingga saat melakukan penyimpanan dalam jangka waktu yang lama padi mengalami perubahan. 

Baca juga: Gali Korupsi Jalan Lingkar Pulau Wokam Rp. 36,7 M di Aru, Mantan Bupati Johan Gonga Diperiksa 9 Jam

Baca juga: Eks Kades Kota Siri SBT Ditahan Jaksa, Diduga Korupsi Dana Desa Rp 1,5 Miliar

Selain itu, penyebab lainya ada pada perubahan temperatur dan suhu di gudang. 

Walaupun demikian, dirinya menyebutkan beras SPHP yang berwarna kuning itu tidak rusak sehingga masih layak dikonsumsi. 

"Istilah dikami ini kuning semu belum berwarna kuning itu masih layak dikonsumsi sebenarnya, hal ini karena gaba padi setelah dipanen lama dikeringkan, sehingga saat disimpan sekitar 5 bulan langsung berubah warna," ujar  Abdul Aziz, saat diwawancarai TribunAmbon.com, di ruang kerjanya, Selasa (14/10/2025). 

Selain itu, Aziz juga menjelaskan ciri-ciri beras yang tidak layak konsumsi lagi seperti beras yang sudah menggumpal, dan terserang hama. 

"Kalau yang tidak layak lagi seperti berasnya sudah menggumpal, terserang hama, tetapi kalau hanya kuning-kuning semu itu masih layak dikonsumsi," tungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, sejumlah pedagang beras di Pasar Impres Namlea mengeluhkan banyaknya komplain dari pembeli terkait kualitas beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). 

Beras yang seharusnya menjadi solusi untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok justru dikeluhkan karena dinilai kurang layak konsumsi.

Salah satu pedagang beras di pasar Impres Namlea, Dwi Kurniasih mengungkapkan bahwa hampir setiap hari dirinya menerima keluhan dari para pelanggan yang membeli beras SPHP.

“Para pembeli selalu datang komplain tentang kualitas beras SPHP kepada kami,” ujarnya kepada TribunAmbon.com, Senin (13/10/2025). 

Menurut Dwi, keluhan utama yang disampaikan pembeli adalah warna beras yang cenderung kekuningan dan tidak sebersih beras pada umumnya.

“Berasnya berwarna kuning dan kurang bagus. Banyak yang bilang seperti beras lama atau sudah disimpan terlalu lama,” tambahnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved