SBT Hari Ini

Sampah di Bibir Pantai Kota Bula Kian Bertambah, Warga Soroti Kinerja DLH SBT

Padahal, volume sampah di kawasan itu kian meningkat setiap pekannya, panjangnya kini mencapai lebih dari 100 meter.

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Mesya Marasabessy
Haliyudin Ulima
SAMPAH - Sampah di bibir Pantai Timbul Tenggelam, Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, Minggu (24/8/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima 

BULA, TRIBUNAMBON.COM - Sampah di bibir Pantai Timbul Tenggelam, Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), tak kunjung dibersihkan.

Padahal, volume sampah di kawasan itu kian meningkat setiap pekannya, panjangnya kini mencapai lebih dari 100 meter.

Pantauan TribunAmbon.com di lokasi Minggu (24/8/2025) pukul 14:23 WIT, berbagai jenis sampah berhamburan disepanjang pantai.

Didominasi kemasan plastik, warga setempat mengaku resah lantaran keberadaannya yang dinilai sangat menggangu keindahan pantai.

Baca juga: Pastikan Kota Bula Selalu Aman, Brimob Polda Maluku Tingkatkan Patroli

Mulai dari plastik kemasan bekas makanan dan minuman, kantong kresek, hingga sampah dari aktivitas rumah tangga berhamburan mengotori kawasan itu.

Ridwan (47) salah satu warga turut mempertanyakan kinerja Pemerintah Daerah (Pemda) setempat Dinas Lingkup Hidup (DLH) yang berwenang mengatasi persoalan tersebut.

"Dinas lingkungan hidup ini bikin apa saja? Harusnya ini menjadi tugas mereka, lihat lokasi-lokasi yang sudah penuh dengan sampah lalu dibersihkan," ujarnya saat diwawancarai TribunAmbon.com di lokasi.

Baca juga: Geger, Warga Temukan Jasad Bayi Terbungkus Kantong Plastik di Tempat Sampah di Passo Ambon

Dirinya mengakui peran petugas dinas terkait dalam mengatasi persoalan sampah di Kota Bula tidak berjalan baik, lantaran banyaknya sampah di bibir pantai itu.

"Pegawai-pegawai yang ada di DLH itu jangan cuman di kantor saja, turun lalu liat kondisi di lapangan saat ini," lanjutnya.

Lebih lanjut dirinya mengaku, banyaknya sampah yang pernah dibersihkan itu telah mengkonfirmasi bahwan pemerintah daerah melalui dinas terkait lalai dari tugas dan tanggungjawabnya.

"Tau makan gaji saja, tapi tidak kerja, buktinya sampah di panati ini saja tidak pernah dibersihkan, belum lagi di tempat pembuangannya juga tidak didaur ulang," sesalnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved