SBT Hari Ini

Pelaku UMKM di SBT Akui, Kurangnya Pemasaran Jadi Hambatan Utama tuk Berkembang

Sektor pemasaran dinilai menjadi sangat berpengaruh untuk perkembangan kemampuan dalam menciptakan karya-karya terbaru mereka. 

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Ode Alfin Risanto
TribunAmbon.com/Haliyudin
EKONOMI KREATIF - Stan pameran Ecoprint Wawina Englas pada kegiatan SBT Expo dan Ekonomi Kreatif, yang berlangsung di anjungan Pantai Wailola, Kota Bula, SBT, Kamis (7/8/2025). 

Laporan Wartawan Tribunambon.com, Haliyudin Ulima

BULA, TRIBUNAMBON.COM - Sejumlah pelaku Ekonomi Kreatif (Ekras) di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) merasa kesulitan dalam menjual hasil kerajinan mereka. 

Pasalnya, sektor pemasaran dinilai menjadi sangat berpengaruh untuk perkembangan kemampuan dalam menciptakan karya-karya terbaru mereka. 

Hal itu dikeluhkan Raya Syah Kuantana salah satu pelaku UMKM Ecoprint Wawina Englas ketika diwawancarai Tribunambon.com di anjungan Pantai Wailola, Kota Bula saat pameran SBT Expo dan Ekonomi Kreatif, Kamis (7/8/2025) malam. 

"Kita semua terkendala dibagian pemasaran, ini hampir semua pelaku ekonomi kreatif sudah terbentuk dan hasilnya bisa dilihat saat ini melalui pameran yang ada, cuman hampir semua mengeluh kendala yang sama yaitu pemasaran," ujarnya. 

Baca juga: Kaya Akan Protein dan Vitamin, Segini Harga Lat Atau Anggur Laut di Pasar Langgur  

Baca juga: Daniel Rigan: Kantor DPRD Bukan Sekolah, Tak Harus Absen Setiap Hari

Dirinya meminta agar masalah tersebut menjadi perhatian serius pemerintah setempat dalam mendukung keberlanjutan usaha mereka di masa yang akan datang. 

"Kita sudah buat produk, buat bahan, tapi kita mau pasarkan dimana, makanya ini harus menjadi tanggungjawab pemerintah daerah, jadi pelaku ekonomi kreatif seperti kami ini endingnya kemana," jelasnya. 

Lebih lanjut jelaskan, untuk menyatukan seluruh pelaku usaha di SBT, pemerintah harus memastikan Perusahaan Daerah (Perusda) berfungsi dengan baik, agar pihaknya tetap berjalan kondusif. 

"Entah tidak pernah dipublikasikan keluar atau bagaimana, cuman saya usul sekiranya disini harus ada Perusda, dan melihat semua ini,  dengan ada pameran ini semua pelaku usaha pada bermunculan, jangan sampai hanya sebatas pameran saja," jelasnya. 

Dirinya berharap agar pelaku ekonomi kreatif turut mendapatkan perhatian pemerintah daerah serta mampu melihat masalah yang tengah dialami pihaknya agar segera memfungsikan Perusda. 

"Kita kendalanya disitu sebenarnya, tidak ada pemasaran, begitu juga dengan teman-teman yang lain, makanya harus menjadi tanggung jawab pemerintah daerah," katanya.

Hal serupa juga di disampai pemilik usaha Sagu Ratu Andan Salma Kesaba mengaku, sangat kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya, terlebih di wilayah pedesaan. 

"Karena memang belum ada tempat pemasarannya, jadi kita kendala untuk penjualan ke luar, apalagi di kampung, untuk kemasannya kita pesan dari Jakarta," tutupnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved