Ortu Ngamuk di Sekolah

Ternyata Istri Polisi di Ambon Ngamuk gegara Anaknya Demam dan Muntah Usai Diimunisasi

Istri anggota Polda Maluku, Hilda Talahutu mengamuk di SD Xaverius Ambon gegara anaknya diimunisasi tanpa izin.

|
Ist
Istri anggota Polda Maluku, Hilda Talahutu mengamuk di SD Xaverius Ambon gegara anaknya diimunisasi tanpa izin. 

Sementara itu, Guru Lidya Toisutta menjelaskan Orang Tua laki-laki yang merupakan anggota Propam Polda Maluku naik ke kelas sambil marah-marah.
Sementara dalam ruangan kelas penuh anak kelas 1 yang sementara belajar.
Oknum orang tua ini menarik anaknya langsung turun ke lantai 1 tanpa berhenti ngamuk.

“Marah-marah ke Saya lalu tunjuk-tunjuk saya, ancam saya bahwa apabila terjadi sesuatu ke anaknya akan melaporkan saya dan menuntut saya beserta sekolah ini. Terus turun ke lantai 1 marah-marah dibawah, saya turun bersama dengan suaminya yang marah. Saya turun ke bawah mau menjelaskan saya sudah kasi informasi di Wa Grup tapi tidak ditanggapi saya masih marah-marah terus,” kata Toisutta saat dikonfirmasi, Jumat (30/9/2023).

Tak cukup sampai disitu, Isterinya yang merupakan Ibu Bhayangkari ini ikut ngamuk bahkan membanting helm.
Oknum orang tua perempuan ini juga menarik baju guru, mencengkram lengan Guru dan mendorong hingga terbentur ke pintu masuk ruang Kepala Sekolah.
“Tiba-tiba suara semakin keras, semakin mengamuk, semakin menjadi-jadi maka munculah istrinya lalu membanting helm lalu menyerang saya. Saya coba untuk menenangkannya untuk menjelaskannya, tapi tidak diterima terus menarik baju saya sampai sobek, terus mencekik (mencengkram) saya dari sini (di lengan) saya dengan kuat sekali lalu terus menarik saya mendorong saya lalu balik tarik ulang lalu banting saya. Lalu saya terbentur terkena tembok pintu mau masuk ke ruangan Kepala Sekolah,” jelasnya.
lanjutnya saat oknum orang tua ini sementara mengamuk, dirinya mencoba menenangkan dan menjelaskan telah memberitahukan informasi Imunisasi Rubella di grup WA kelas.

Tak hanya sekali, tapi dua kali, yakni dua hari sebelum dan pagi hari sebelum Imunisasi.

Pihaknya mengaku saat apel pagi HP nya dalam kondisi lemah, sehingga komunikasi lanjutan dengan orang tua murid lewat hp temannya.
Orang tua lainnya aktif berkomunikasi dengan dirinya.

Sementara, oknum orang tua ini baru menginformasikan anaknya tak boleh diimunisasi setelah imunisasi telah dilakukan.

“Terus habis itu baterai saya lowbath total mati dan saya pinjam hp teman saya untuk pantau jangan sampai ada pemberitahuan di grup tapi tidak ada. Lalu keluar main (istirahat), saya kembalikan hp teman saya. Masuk lagi, saya dengan ibu Wenno mempersiapkan anak-anak untuk Puskesmas Imunisasi. Tapi ada orang tua murid bilang ada WA tapi anaknya orang tua tersebut, tapi saya tidak tahu, tapi sudah selesai imunisasi baru orang tua chat masuk,” jelasnya.

Lanjutnya, imbas orang tua ngamuk, para peserta didik lainnya menangis dan ketakutan.

Bahkan beberapa diantaranya izin karena masih trauma melihat sikap orang tua murid tersebut.

“Semua murid masih di kelas, mereka menangis, histeris. ada videonya. Menangis itu bukan berarti mereka menangis itu bukan karena takut imunisasi tapi mereka takut karena ancaman dan suara yang sangat besar. Mereka menangis histeris karena takut, trauma. Dan dari ketakutan itulah membuat anak-anak hampir 10 orang lebih tidak mau masuk sekolah,” imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved