Lingkungan TPA Toisapu Ambon Jadi Bau Akibat Truk Sampah Tertahan dan Tak Bongkar Muat
Puluhan truk pengangkut sampah tertahan dan tidak dapat menurunkan muatan pascapenutupan TPA Toisapu
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Fandy
TRIBUNAMBON.COM - Puluhan truk pengangkut sampah tertahan dan tidak dapat menurunkan muatan pascapenutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Toisapu dan Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) di Toisapu, Kota Ambon.
Pantauan TribunAmbon, Kamis (8/10/2020), puluhan truk bermuatan sampah terparkir di badan jalan menuju TPA.
Sementara sopir dan buruh angkut sampah tampak berkumpul.
Saat disambangi, sebagian dari mereka mengaku tidak tau menahu dengan penutupan TPA itu.

"Tidak tahu, sampai di sini portal sudah tutup, di situ juga ada pemberitahuan penutupan," ujar Socrates, seorang buruh angkut.
Dia mengaku tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari dinas terkait tentang penutupan satu-satunya TPA di Kota Ambon itu.
Dia dan rekan lainnya hanya bisa menunggu sampai TPA dibuka kembali agar muatan sampah bisa segera diturunkan.
• TPA Toisapu Ditutup, Ratusan Pemulung di Kota Ambon Kehilangan Pencaharian
• Pemkot Ambon Disebut Belum Bayar Lahan, TPA Toisapu Ditutup
Jadi Bau Sampah
Sementara itu, Kepala Dusun Ama Ory, Toisapu, Yulianus Dady saat mendatangi kawasan tersebut menyatakan, kondisi tersebut akan sangat berdampak pada lingkungan.
Demikian karena muatan sampah yang tidak dibuang akan menimbulkan polusi udara.
Dampak lain penutupan TPA yakni ratusan warga yang mengaiz rezeki dari sampah akan kehilangan mata pencaharian.
"Coba tadi lewat, bau sampah sudah tercium dari bawah, itu termasuk polusi udara," katanya.
"Belum lagi para pemulung, bisa kehilangan pendapatan," katanya.
Dia pun berharap pemerintah Kota Ambon segera menyelesaikan perkara tersebut agar tidak berdampak lebih luas.

"Tentu kami berharap yang terbaik, pemilik lahan dan pemkot harus segera bertemu untuk menyelesaikan masalah itu," ujarnya.
Nasib Pemulung
Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Toisapu dan Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) di Toisapu, Kota Ambon, Rabu sore (7/10/2020) berimbas bagi ratusan pemulung.
Mereka yang setiap hari mengais rezeki dari tumpukan sampah itu hanya bisa pasrah menyaksikan portal masuk TPA dirantai oleh pihak ahli waris.
Melalui kuasa hukumnya, pun telah menegaskan larangan untuk melaksanakan aktivitas di kawasan tersebut sampai tuntutan ganti rugi lahan ditunaikan Pemerintah Kota Ambon.
"Kami bisa apa, untuk sementara harus cari sesuatu (penghasilan) di luar, di sini sudah tidak bisa lagi," ungkap Pina Goeslaw setelah penutupan TPA.
Pina adalah satu dari 180 pemulung yang beraktivitas dikawasan TPA Toisapu.
Dia tinggal tidak jauh dari TPA dan setiap harinya memunguti sampah plastik, kaleng dan botol kaca.
Sampah yang dipungut kemudian dipilah sesuai jenisnya, ditumpuk hingga memiliki berat yang cukup, barulah dijual ke penadah barang bekas.
"Kumpul satu sampai dua bulan, kalau sudah banyak baru sekalian dijual," katanya.
• ACT dan MRI Cabang Ambon Dirikan Dapur Umum hingga Posko Kesehatan Bagi Korban Banjir Batu Merah
Tidak banyak yang bisa didapat, tidak tentu pula jumlahnya.
Biasanya berkisar Rp. 300 ribu sampai Rp. 600 ribu untuk setiap bulannya.
Kisaran angka itu tentu jauh dari cukup bagi ibu dari lima orang anak itu.
Apalagi dua anaknya juga masih kuliah.
"Satu jurusan keperawatan dan satu masih kuliah juga, yang ada saja dibuat cukup," katanya.
Terpaksa Cari Kerja Lain

Senada dengan itu, Franky Lela mengaku harus mencari pekerjaan lain untuk tetap bertahan hidup.
Meski begitu dia belum tau harus kerja apa.
"Jadi kuli bangunan mungkin, kalau jadi buruh juga sudah banyak orang, yang pasti harus kerja" ujar Franky
Dia dan para pekerja lainnya hanya bisa berharap TPA kembali dibuka agar mereka dapat kembali beraktifitas seperti sediakala.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala IPST, Irend Sohilait mengaku tidak bisa berbuat banyak dan menyerahkan persoalan tersebut ke Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon.
• Total Denda Pelanggar Protokol Kesehatan di Ambon Capai Rp 85 Juta Per 2 Oktober
Dia pun ikut berharap perkara lahan bisa terselesaikan segera.
Apalagi Toisapu menjadi satu-satunya TPA di Kota Ambon.
"Kami tentu sangat berharap masalah ini bisa selesai. Ini banyak yang mencari nafkah disini," tandasnya. (*)