Tumpahan Oli

DLH Maluku Uji Sampel Tumpahan Oli di Pantai Wailaa, Hasil Lab Keluar 2 Minggu

Walaupun telah turun ke lokasi dan memeriksa sejumlah pihak, DLH hingga kini belum dapat memastikan sumber pasti dari bahan pencemar tersebut.

Penulis: Maula Pelu | Editor: Ode Alfin Risanto
TribunAmbon/Maula
TUMPAHAN OLI- Pihak Dinas Lingkungan hidup (tengah) didampingi DPRD Maluku (kiri dan kanan), saat tinjau lokasi tumpahan oli bekas di Pantai Wailaa, Desa Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Senin (3/11/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu

AMBON, TRIBUNAMBON.COM- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku,  telah menindaklanjuti insiden tumpahan oli bekas di Pantai Wailaa, Desa Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, yang terjadi pada Kamis (30/10/2025).

Sejak insiden itu, mereka telah mengambil sampel air laut dan bahan yang diduga oli di lokasi kejadian untuk diuji di laboratorium. 

Namun hasil pengujian hingga kini belum ada. 

Mereka memperkirakan hasil itu memakan waktu sekitar dua pekan.

Baca juga: TP PKK Kota Ambon Terapkan Program BerOBAT di SMPN 7 Ambon

Baca juga: Tumpahan Oli di Pantai Wailaa, DPRD Maluku Segera Panggil KSOP, DLH, dan Pemdes

Kemungkinan hasil itu bisa disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Maluku yang segera dijadwalkan . 

“Dari pengambilan sampel, baik air laut maupun bahan yang diduga oli itu, sementara kita uji di laboratorium. Untuk uji hasilnya biasanya sekitar 14 hari. Jadi kemungkinan hasilnya bisa kita sampaikan saat RDP nanti,” kata Sylvia, Pengawas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, di lokasi pantai Hative Besar, Senin (3/11/2025).

Dirinya menambahkan, saat tim DLH turun ke lokasi, mereka sempat memberikan himbauan kepada masyarakat agar sementara waktu tidak mandi atau melaut di sekitar area tersebut.

“Kemarin waktu kami turun, kami lihat ada anak-anak mandi di pinggir pantai. Kami langsung arahkan untuk sementara jangan mandi dulu di laut, juga nelayan diimbau jangan melaut dulu karena kondisi laut kurang bagus,” ungkap Sylvia.

Walaupun telah turun ke lokasi dan memeriksa sejumlah pihak, DLH hingga kini belum dapat memastikan sumber pasti dari bahan pencemar tersebut.

“Wilayah itu kan dilalui berbagai kapal, baik kapal besar maupun kapal nelayan lokal, jadi kami belum bisa menjustifikasi dari kapal mana sumbernya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, tumpahan oli bekas dikawasan itu kata warga setempat bukan kali pertama terjadi. 

Peristiwa serupa telah terjadi sedikitnya tiga kali dalam beberapa waktu terakhir.

Namun kondisi tersebut tidak bisa dicegah warga setempat, apalagi dengan volume yang besar. 

Mereka menduga tumpahan oli bekas ulah dari kapal-kapal yang berlabuh di Teluk Ambon. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved