Ambon Hari Ini

Ratusan Semen Mengeras, Warga Hunuth Keluhkan Lambannya Kiriman Material Bangunan

Sebanyak 100 sak semen yang disiapkan untuk membangun rumah warga korban Desa Hunuth, Kota Ambon telah mengeras. 

Penulis: Novanda Halirat | Editor: Mesya Marasabessy
Novanda Halirat
PEMBANGUNAN RUMAH WARGA- Potret semen yang sudah mengeras yang sebelumnya disalurkan kepada korban dampak kebakaran di Desa Hunuth, Kota Ambon, Rabu (1/10/2025). 

Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Novanda Halirat 

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Sebanyak 100 sak semen yang disiapkan untuk membangun rumah warga korban Desa Hunuth, Kota Ambon telah mengeras. 

Hal ini disebabkan karena lamanya proses pengerjaan dan penyaluran bahan material. 

Untuk saat ini bahan material yang sudah ada seperti, semen, batako dan pasir. 

Sedangkan untuk besi dan kayu belum ada, sehingga belum dilakukan proses pembangunan. 

Sedangkan kondisi ratusan semen saat ini berada di luar rumah dan hanya di tutupi terpal dan senk rumah. 

Saat diwawancarai TribunAmbon.com, Rabu (1/10/2025), di kantor Desa Hunuth, Ben Ketua RT 002/RW 002 mengatakan bahwa keberadaan bahan semen, batako dan pasir ini sudah disalurkan pada september yang lalu. 

"Ratusan sak semen, batako dan pasir ini telah diberikan pada 3 september bulan lalu, tetapi karena belum ada besi jadi proses pembangunan belum dimulai," ujarnya. 

Baca juga: Kasus Rudapaksa di SBT Marak, Ketua DPRD Tuding Dikbudpora Tak Serius

Baca juga: Pertamina Patra Regional Papua Maluku Penuhi Kebutuhan BBM Subsidi Bagi Petani di Merauke

Terhitung dari tanggal 3 september disalurkan sampai sekarang, belum ada progres pembangunan. 

Sebanyak 100 sak semen yang telah mengeras ini disalurkan kepada dua rumah warga. 

Masing-masing keluarga mendapatkan 50 sak semen yaitu Viktor Siahaya dan  Yohanis matahelumual.

Mirisnya saat ini mereka harus tinggal di dapur milik mereka yang tidak terbakar. 

Selanjutnya Ketua RT mengatakan bahwa pernah menanyakan keterlambatan ini kepada pengawas dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Ambon, namun mendapatkan jawaban yang tak tahu pastinya bagaimana. 

"Pernah kami tanya juga ke merek, namun mereka bilang tidak tahu, ada juga bilang nanti di koordinasi, tapi sampai sekarang belum ada," tungkasnya. 

Hal ini tentunya menimbulkan keresahan masyarakat yang terdampak dan menjadi korban. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved