Maluku Terkini

Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Moa, Guru Dibekali Etnopedagogi dan Deep Learning

Keterbatasan perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi modern dengan nilai-nilai lokal menjadi salah satu kendala utama. 

Istimewa
PKM MOA - Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah dan Ketua Tim PKM membuka program Peningkatan Literasi Digital Guru Pulau-Pulau Kecil Perbatasan melalui Pembelajaran Berorientasi Etnopedagogi dan Deep Learning di Aula PSDKU Unpatti, Kabupaten MBD, Selasa (22/7/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

TRIBUNAMBON.COM - Pendidikan di wilayah perbatasan, terutama di pulau-pulau kecil, kerap dihadapkan pada tantangan besar.

Keterbatasan perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi modern dengan nilai-nilai lokal menjadi salah satu kendala utama. 

Untuk mengatasi hal ini, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) hadir di Kecamatan Moa, Maluku, dengan tujuan utama meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.

Baca juga: Ribuan Warga Saksikan Lomba Gerak Jalan Indah HUT ke-80 RI di Kota Tual

Kegiatan PKM yang dibiayai oleh DRTPM Kemendiktisaintek ini berfokus pada peningkatan literasi digital para guru sekaligus memperkenalkan konsep etnopedagogi dan deep learning.

Etnopedagogi sendiri adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang memadukan nilai-nilai budaya lokal ke dalam kurikulum, sementara deep learning mengacu pada penggunaan teknologi untuk memperdalam pemahaman siswa.

Acara ini berlangsung dari tanggal 22 hingga 29 Juli 2025 di sekolah dasar Gugus Moa Barat. 

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan, di antaranya minimnya perangkat pembelajaran yang menggabungkan etnopedagogi dan deep learning, rendahnya keterampilan guru dalam menggunakan teknologi, serta sulitnya akses terhadap teknologi yang relevan.

Kegiatan diawali dengan pembukaan pada 22 Juli yang dihadiri oleh Ketua Tim PKM, Fransheine Rumtutuly, dan Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Gugus Moa Barat, Tabita Tiau. 

Dalam sambutannya, Tabita berharap program serupa dapat diperluas untuk seluruh guru SD di Kecamatan Moa.

Sosialisasi etnopedagogi disampaikan oleh Fransheine Rumtutuly, memberikan pemahaman tentang cara menggabungkan nilai-nilai lokal ke dalam materi pelajaran. 

Pada 24 Juli, Dovila Johanz, melanjutkan dengan materi deep learning, memperkenalkan guru pada pendekatan pembelajaran yang didukung oleh teknologi.

Bagian paling menarik dari pelatihan ini adalah sesi praktik yang dipandu oleh pemateri Sigit Sugiarto.

Para guru diajak untuk memanfaatkan berbagai aplikasi seperti Canva, Gamma, ChatGPT, Quizizz, Gemini, dan Kahoot untuk membuat perangkat pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik.

Pada 29 Juli, para guru langsung mempraktikkan penggunaan aplikasi tersebut.

Antusiasme para guru sangat terlihat sepanjang kegiatan.

Baca juga: Setahun Berlalu, Kasus Dugaan Rudapaksa Anak Tiri oleh Oknum Polisi di Ambon Belum Tuntas

Banyak di antara mereka menyebut program ini sebagai kesempatan langka yang sangat berharga. 

Salah satu guru mengungkapkan, "Ini adalah kesempatan yang sangat bermanfaat. Kami sekarang dapat lebih memahami bagaimana mengintegrasikan budaya dalam pembelajaran melalui teknologi. Kami akan menerapkannya agar pembelajaran lebih mendalam dan relevan dengan konteks lokal."

Untuk mengukur peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta, kegiatan ini juga diawali dengan pre-test dan diakhiri dengan post-test. 

Diharapkan, program PKM ini dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di pulau-pulau kecil, serta mendorong pemanfaatan teknologi untuk memperkaya pembelajaran budaya lokal.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved