Malteng Hari Ini

Banyak Anak di Malteng Tidak Sekolah Dipicu Data Dapodik Tak Sinkron? Begini Respon DPRD

Tingginya angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Maluku Tengah lantaran tidak sinkronnya data peserta didik pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Istimewa
ANAK-ANAK DUSUN - Anak-anak Dusun Mausuane, Negeri Maneo, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Selasa (1/7/2025). 

Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo 

‎MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Belakangan diketahui salah satu pemicu tingginya angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Maluku Tengah lantaran tidak sinkronnya data peserta didik pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

‎Hal itu diungkapkan salah satu Peserta Verifikasi Kepsek SD Albina Masohi, Yusuf Mulyono, Senin (30/6/2025) lalu.

‎Menurut Yusuf siswa yang lulus dari sekolah tidak ditarik langsung oleh operator sekolah melalui aplikasi dapodik, sehingga pada data dapodik di pusat tidak terbaca bahwa siswa yang bersangkutan melanjutkan ke jenjang berikutnya.

‎Faktor lain adalah siswa yang lulus dari sekolah di bawah naungan Kementerian Pendidikan melanjutkan ke jenjang sekolah di bawah naungan Kementerian Agama sehingga data Dapodik pusat belum terbaca.

Baca juga: Hadiri Pembukaan Pendidikan Dasar Nahdatul Ulama di Holo, Ini Pesan Bupati Malteng

‎Ditemui, Kamis (3/7/2025), Ketua Komisi IV DPRD Maluku Tengah, Musriadin Labahawa merespon hal tersebut. 

‎‎"Karena mitra DPRD Komisi IV itu dengan Dinas Pendidikan dibawah naungan Kemendikdasmen, jadi untuk itu kita berharap ada sinkronisasi data (Dapodik)," imbuh Politisi PKS itu.

‎Tentu, dari sisi kewenangan (dua instansi) berbeda, tapi tujuannya sama. 

‎‎"Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan pihak Kementerian Agama untuk bisa (monitoring) sinkronkan perbedaan data itu," tukas Labahawa.

‎Eloknya ada komunikasi yang dibangun dan langkah-langkah strategis untuk bisa menyelesaikan apa yang menjadi kewenangan masing-masing. 

‎‎"Kami berharap dari komisi bisa menekan angka ATS dan bisa tracking itu ke satuan pendidikan masing-masing agar hal dimaksud bisa dikurangi," imbuh wakil rakyat itu.

‎Karena kalau dilihat dari data yang disajikan, lanjutnya, Maluku Tengah menjadi angka yang tertinggi ATS.

‎‎"Itu juga menjadi perhatian kami DPRD untuk bisa melihat hal dimaksud," pungkasnya.

Baca juga: Satresnaroba Polres Tual Bekuk 5 Terduga Pengedar Sabu, 10 Paket Disita

‎Untuk diketahui, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Maluku menghimpun data ATS berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud 2025.

‎Dimana tercatat 1.330 anak tidak sekolah  tersebar dari jenjang sekolah kelas I hingga kelas XII di Kabupaten Maluku Tengah dengan rincian sebagai berikut :

‎Klas I : 78 anak 

‎Kelas II : 86 anak

‎Kelas III : 54 anak

‎Kelas IV :118 anak

‎Kelas V : 123 anak

‎Kelas VI : 85 anak

‎Kelas VII : 58 anak

‎Kelas VIII : 162 anak

‎Kelas IX :  133 anak

‎Kelas X :  113 anak

‎Kelas XI : 244 anak

‎Kelas XII : 76 anak. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved