Info Daerah
Setelah 49 Tahun Tak Tersentuh Pendidikan Kini Negeri Hatuolo Seram Utara Punya Sekolah Dasar
Kepala Sekolah SD 355 Maluku Tengah, Fredy Fernando Loumaly mengatakan, sejak izin operasional sekolah diterbitkan, jumlah anak terdaftar 17 orang.
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Ode Alfin Risanto
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI, TRIBUNAMBON.COM –Masyararakat di pegunungan Negeri Hatuolo kecamatan Seram Utara kini bernafas lega dan bahagia.
Pasalnya Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah telah mengeluarkan izin operasional SD Negeri 355 Maluku Tengah yang berlokasi di desa tersebut.
Izin operasional sekolah dikeluarkan pemkab melalui SK tertanggal 9 Desember 2024.
Dengan demikian kehadiran sekolah tersebut menjawab keresahan masyarakat Hatuolo selama ini.
Melalui video yang diterima, TribunAmbom.com di Masohi, Kamis (10/4/2025), Tetapi Adat Desa Hatuolo, Tinus Ilelapotoa membeberkan fakta bahwa selama 49 tahun masyarakat Desa Hatuolo belum pernah merasakan akses pendidikan.
"Selama 49 tahun kami tidak pernah merasakan pendidikan, atas izin Tuhan Yang Maha Esa serta leluhur sekolah kami sudah ada beserta kepala sekolahnya," ungkap Ilelapotoa.
Olehnya itu, didampingi masyarakat dan pelajar ia mengucapkan terimakasih kepada Pemda Malteng lantaran telah mengeluarkan SK operasional sekolah.
Baca juga: Bupati dan Wabup Malteng Turun Tangan Atasi Inflasi, Subsidi Cabai hingga Rencana Cold Storage
Baca juga: Cerita Fredy Fernando Loumaly, Rela Jalan Kaki 11 Jam Demi Mengajar Siswa di Pegunungan Seram Utara
"Kami tua tua adat, masyarakat dan kepala sekolah beserta murid-murid SD Negeri 355 Maluku Tengah mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada bupati, wakil bupati, sekda, dan kadis pendidikan, atas terbitnya izin operasional sekolah ini," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD 355 Maluku Tengah, Fredy Fernando Loumaly mengatakan, sejak izin operasional sekolah diterbitkan, jumlah anak yang terdaftar sebanyak 17 pelajar.
"Jadi mereka masih belajar dalam dua rombongan belajar (rombel)," kata dia.
Sementara jumlah guru terdiri dari 3 orang, diantaranya dirinya sendiri, dan dua guru honor yg saat ini masih berstatus pelajar SMA.
Iapun berkisah, harus menempuh perjalanan 11 jam jalan kaki dari Desa Kaloa menuju tempat ia mengabdi, Desa Hatuolo.
Saat ini, aktivitas sekolah masih menggunakan rumah warga, lantaran sekolah darurat masih dalam proses pembangunan atas inisiatif dari masyarakat.
"Dua tahun sekolah di rumah warga. Sebelum sekolah siswa pakai sistem sekolah jarak jauh. Tapi sudah lama tidak aktif karena guru tidak ada yang naik (ke desa)," terang dia.
Dijelaskan, dua tahun belakangan setelah ada kepala sekolah, maka kegiatan persekolahan sudah aktif, dan anak anak sudah mulai belajar.
"SK operasional sekolah 9 Desember 2024. Saat ini baru bikin Dapodik baru, satu tahun ini (2025) belum dapat dana bos. Tahun 2026, baru dapat dana bos," pungkas Fredy. (*)
Program Tak Jelas, PMKRI Ambon Desak Kanwil Kemenag Maluku Copot Kabimas Katolik |
![]() |
---|
Satreskrim Polres Malra, Serahkan Tiga Tersangka Pembacokan di Ohoi Selayar ke Kejaksaan |
![]() |
---|
Genjot Pembentukan Koperasi Merah Putih, Matdoan Ingatkan Segera Urus Legalitas |
![]() |
---|
Kasus Korupsi Landmark Langgur Mandek, BPC GMKI Malra Minta Atensi Khusus Gubernur Maluku |
![]() |
---|
Tiba di Bandara Ibra Maluku Tenggara, Gubernur Disambut Ritual Adat Kei Rinin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.