Tradisi Pukul Sapu

Minyak Mamala Tak Bisa Diperjualbelikan, Ini yang Terjadi Jika Ketahuan

Minyak mamala atau warga setempat biasa menyebutnya dengan minyak tasala (Nyuelain Matehu) ternyata tak bisa diperjualbelikan.

Mesya
Imam Tuni, Saidi Idris Mony tengah memegang minyak mamala, Jumat (28/4/2023) malam. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Minyak mamala atau warga setempat biasa menyebutnya dengan minyak tasala (Nyuelain Matehu) ternyata tak bisa diperjualbelikan.

Minyak asal Negeri Mamala, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) itu hanya bisa dipakai untuk obati luka sabetan usai ikut atraksi Pukul Sapu Lidi.

Tak hanya itu, minyak ini hanya dipakai untuk kepentingan luka, patah dan luka ringan lainnya yang berhubungan langsung dengan tulang, kulit, dan saraf.

“Minyak ini hanya untuk berobat tapi tidak bisa diperjualbelikan,” kata Imam Tuni (Pemuka agama/adat), Saidi Idris Mony.

Menurutnya, jika minyak ini diperjualbelikan maka khasiatnya akan hilang.

Baca juga: Usia Atraksi Pukul Sapu, Penonton Rebutan Minyak Mamala

Baca juga: Perdana Jadi Peserta Pukul Sapu di Negeri Mamala, Malawat: Ngeri, Lukanya Pedis Sekali

Lebih parahnya, penjual tersebut umurnya tidak akan bertahan lama.

Sudah beberapa kali, ditemukan kasus jual beli minyak mamala dan pelakunya mengalami hal serupa.

"Kalau ada yang jual, khasiatnya bakal hilang. Dan ini yang kita jaga. Bahkan pernah ada yang jual di Masohi, Jakarta itu umurnya tidak bertahan, masih muda sudah meninggal,” tandasnya.

Diberitakan, minyak mamala ini juga jadi buru-buruan warga usai menyaksikan atraksi Pukul Sapu Lidi, Sabtu (29/4/2023) kemarin.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved