SBT Hari Ini

Pondok Pesantren Al-Amin SBT, Bertahan di Tepi Pantai Gumumae Kota Bula Meski Serba Terbatas

Pesantren Al-Amin berdiri sejak tahun 2021 dan baru menetap di kawasan Pantai Gumumae pada awal tahun 2025.

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Mesya Marasabessy
Haliyudin Ulima
PESANTREN AL-AMIN - Asrama Putri para santriwati Al-Amin di Pantai Gumumae, Kota Bula, Kabupaten SBT, Senin (27/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima

BULA, TRIBUNAMBON.COM – Di tepi Pantai Gumumae, Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), berdiri sebuah pondok pesantren kecil bernama Pondok Pesantren Al-Amin.

Pondok ini menjadi tempat bernaung bagi belasan anak dari keluarga kurang mampu, yang berjuang menuntut ilmu agama dan umum di tengah segala keterbatasan.

Pesantren Al-Amin berdiri sejak tahun 2021 dan baru menetap di kawasan Pantai Gumumae pada awal tahun 2025, setelah sebelumnya menumpang di kawasan Tansi Ambon. 

Meski sederhana, pondok ini menjadi rumah kedua bagi 15 santri yang sebagian besar berasal dari keluarga miskin, bahkan ada yang yatim piatu.

“Kami sekarang ada 15 santri, 10 menetap di asrama dan 5 lainnya pulang pergi. Mereka  semuanya masih semangat belajar meski serba kekurangan,” ungkap Nazila Nur salah satu pengasuh saat ditemui TribunAmbon.com, Senin (27/10/2025).

Baca juga: KUA PPA Perubahan RAPBD 2025 Maluku Tengah Ditandatangani

Baca juga: Cetak 234 Wisudawan dan Syukuran HUT ke-7 IAKN Ambon, Ini Harapan Rektor

Fasilitas di pondok tersebut masih jauh dari kata layak. 

Seluruh bangunan mulai dari asrama putra dan putri, musala hingga kantor hanya terbuat dari papan seadanya. 

“Semuanya dari papan, belum ada bangunan permanen,” tambahnya.

Mereka juga kekurangan tenaga pengajar. Saat ini hanya ada empat guru yang mengajar, termasuk pengasuh sendiri yang juga merangkap sebagai staf yayasan, pengasuh, hingga tukang masak untuk para santri.

Meskipun demikian, kegiatan belajar dan ibadah tetap berjalan setiap hari. 

“Anak-anak belajar di musala, karena belum ada ruang kelas khusus,” katanya.

Sejak berpindah ke lokasi baru, pondok ini belum pernah mendapat bantuan besar dari pemerintah. 

Mereka hanya mengandalkan sumbangan kecil masyarakat dan donatur, terutama setiap hari Jumat.

“Kadang ada yang datang bawa beras, minyak goreng, atau bumbu dapur. Kalau tidak, ya kami usahakan seadanya,” jelasnya.

Harapan terbesar mereka sederhana, agar pemerintah dan masyarakat mau datang melihat langsung kondisi pesantren mereka. 

“Kalau mereka lihat dengan mata kepala sendiri, mungkin hatinya tergerak untuk membantu,” tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved