SBT Hari Ini

Kolam Retensi dan Normalisasi Sungai Jadi Solusi Penanganan Banjir di Kampung Buton Kota Bula

Muhamad Husein Alfian mnegatakan sebagai langkah alternatif, pihaknya bakal menormalisasi sekitar 967 meter kondisi sungai Wai Ambabosi.

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Ode Alfin Risanto
ISTIMEWA
BANJIR - Pelaksana Harian (PLH) Kepala Seksi Sungai Rawa dan Pantai Dinas PUPR SBT, Muhammad Husein Alfian saat diwawancarai Tribunambon.com di lokasi banjir, Senin (15/9/2035). 

Laporan Wartawan Tribunambon.com, Haliyudin Ulima

BULA, TRIBUNAMBON.COM - Banjir yang kerap melanda Kampung Buton Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, akhirnya mendapat perhatian Pemerintah. 

Pelaksana Harian (PLH) Kepala Seksi Sungai Rawa dan Pantai Dinas PUPR SBT, Muhamad Husein Alfian mnegatakan  sebagai langkah alternatif, pihaknya bakal melakukan penanganan darurat dengan menormalisasi sekitar 967 meter kondisi sungai Wai Ambabosi.

"Penanganan alternatif paling cepat yang kita lakukan yaitu penanganan darurat untuk menormalisasi saja dulu, sekitar 967 meter kondisi sungai, entah nanti seperti apa, kami akan laporkan ke pimpinan," jelasnya. 

Baca juga: Awal Pekan, Sampah Kembali Menumpuk dari Langgur hingga Watdek 

Namun, upaya jangka panjang yang dinilai lebih efektif adalah pembangunan kolam retensi untuk menampung debit air dari Sungai Air Kabur-Kabur. 

"Tapi sembari itu juga kami mempunyai tugas untuk mengatasi persoalan sungai Air Kabur-Kabur ini dengan pembebasan lahan untuk di bangun kolam retensi agar menampung debit air," lanjutnya.

Pihaknya mengaku, selama ini aliran air dari sungai tersebut tidak mampu tertampung oleh sistem sungai maupun drainase yang ada, sehingga langsung meluap dan menyebabkan banjir.

Untuk mengantisipasi hal itu, pembangunan kolam retensi untuk menampung debit air dinilai menjadi jawaban untuk  mengurangi luapan air saat hujan deras.l

"Kalau pembangunan kolam retensi sudah selesai di bangun, menurut saya sudah aman, tinggal peralihan saluran drainase agar bisa terkoneksi semua menjadi muara, maka banjir dalam kota bula ini terutama di Kampung Buton sudah tidak tergenang lagi," lanjutnya. 

Kata dia, pembangunan kolam retensi ini akan kerjakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, namun saat ini, fokus utamanya adalah pembebasan lahan untuk lokasi kolam retensi. 

Pihaknya menilai, dengan penanganan terpadu dari hulu ke hilir, mulai dari normalisasi sungai, pembangunan kolam retensi, hingga perbaikan drainase, diharapkan persoalan banjir di Kampung Buton dan wilayah sekitarnya dapat segera teratasi.

Baca juga: Polsek Amahai dan Petani Bersatu Tanam Jagung, Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Untuk diketahui, banjir yang sering terjadi di Kampung Buton yang mengakibatkan rumah-rumah warga harus terendam. 

Ternyata persoalan itu disebabkan oleh pertemuan dua aliran sungai, yakni Sungai Wai Ambabosi dan Sungai Air Kabur-Kabur.

Sialnya, kondisi ini diperparah dengan adanya pendangkalan sungai yang membuat aliran air kian meluap, seolah-olah melewati leher botol yang menyempit. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved