Masohi Hari Ini

Pasca Penemuan Belatung di menu Makan Bergizi Gratis, SD Negeri 23 Masohi tak Lagi Terima MBG 

Voth menyatakan, usai penemuan kurma tak layak konsumsi, kini sekolahnya tidak mendapat makan bergizi gratis.

TribunAmbon.com/Silmi
SPPG LETWARU - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Letwaru, Kota Masohi, Maluku Tengah, Selasa (26/8/2025). 

Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo

‎MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Pasca penemuan kurma belatung pada menu makan bergizi gratis (MBG) di SD Negeri 23 di Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah Rabu (30/7/2025) lalu, Membuat sekolah tersebut tak lagi menerima pembagian MBG.

Hal itu dikonfirmasi oleh salah satu Guru SD Negeri 23 Maluku Tengah, Voth kepada TribunAmbon.com, Selasa (26/8/2025).

Baca juga: Coba Kabur ke Weda, Boronan Perkara Asusila di KKT Dieksekusi Tim Intel Kejari Tanimbar

Baca juga: 2 Proyek Mangkrak Bina Marga di Malra, Ada Jembatan Rumadian-Dian hingga Dian-Tettoat

‎Dirinya menyatakan, usai penemuan kurma tak layak konsumsi, kini sekolahnya tidak mendapat makan bergizi gratis.

‎"Mulai dari penemuan belatung di kurma, besoknya masih dibagikan. Namun sampai saat itu sampai sekarang tidak ada lagi," ujarnya.

‎Padahal belakangan ini, sekolahnya baru menerima pembagian MBG.

‎"Justru di sekolah ini MBG terlambat, sementara sekolah tetangga sudah pembagian," ungkap Ibu Voth.

‎Hal ini menjadi tanda tanya besar dari para siswa.

Pasalnya, saat pertama kali dibagikan makan bergizi gratis anak-anak begitu senang dan bersemangat.

"Kita tidak tahu masalahnya apa, tapi yang kita tahu setelah penemuan belatung di kurma, tidak ada lagi pembagian MBG," cetus Voth.‎

‎Namun kini, para siswa kembali diarahkan membawa bekal dari rumah.

"Anak-anak terus tanya, kenapa tidak dapat lagi. Makanya kita arahkan orang tua tuk memberi bekal kepada anaknya dari rumah," ucapnya.

‎Guru tersebut juga menceritakan soal pembagian MBG pertama kali, dimana saat itu porsinya cukup banyak, namun seiring berjalan waktu porsi makanan seakan dikurangi.

‎"Hari pertama itu porsinya banyak, namun berikutnya semakin sedikit," jelasnya.

‎Sayangnya, terhentinya pembagian MBG ini juga tak ada konfirmasi langsung dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait.

‎Karena ketidakpastian program makan bergizi gratis ini, ia menilai baiknya diadakan program sekolah gratis.

"Jika programnya seperti ini, alangkah baiknya program diulang, dipikirkan kembali, kalau bisa sekolah gratisnya saja, jangan makan bergizi gratis," pungkas Ibu Voth.

‎Sementara itu, Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Letwaru, Abdul Rasyid saat dikonfirmasi via seluler ia belum memberikan keterangan resminya. 

Kantor SPPG Letwaru juga nampak sepi lengah dari aktifitas. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved