Maluku Terkini

Selalu Jadi Langganan Banjir, Warga Dusun Nusalaut Wayari Kesal Sebut Pemda Hanya Diam

Kekesalan itu mereka tuangkan dengan melakukan demonstrasi dan memblokade jalan utama, pada Senin (4/8/2025) pagi.  

Penulis: Novanda Halirat | Editor: Ode Alfin Risanto
TribunAmbon.com/ Novanda Halirat
RUMAH HANYUT- Kondisi rumah terdampak banjir di bantaran sungai Wayari, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, Senin (4/8/2025) 

Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Novanda Halirat 

AMBON, TRIBUNAMBON.COM-  Setiap tahun jadi langganan banjir, warga Dusun Nusalaut Wayari, Negeri Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah kesal.

Kekesalan itu mereka tuangkan dengan melakukan demonstrasi dan memblokade jalan utama, pada Senin (4/8/2025) pagi.  

Menurut mereka setiap tahunnya pasti ada rumah yang hanyut akibat banjir dan pelaporan ke Pemda dan Balai Sungai sudah dilakukan, namun tidak pernah ada penanganan.

Ketua RT 40, Louis Souissa, mengatakan selama tiga tahun terakhir warga telah berulang kali menyampaikan keluhan mereka, namun selalu berakhir dengan hanya janji. 

“Kami sudah kirim surat, bahkan sudah koordinasi langsung dengan pihak PUPR dan Balai Sungai. Tapi sampai hari ini, semua hanya janji. Warga sudah terlalu lama bersabar,” ujar kepada TribunAmbon.com Senin sore.

Baca juga: Optimalkan Pelayanan Publik, Bupati  Malteng Resmikan 2 Negeri di Seram Utara Timur Kobi

Baca juga: Edukasi Keluarga Balita di Ambon, Alfamidi Ajak Keluarga Dukung Kreativitas Anak

Souisa menambahkan blokade jalan yang dilakukan pada Senin pagi itu karena masyarakat menilai pemerintah hanya menganggap bencana yang terjadi itu biasa saja. 

“Senin pagi warga blokir jalan karena merasa tidak dipercaya lagi oleh pemerintah. Kami tidak ingin hanya dapat bantuan sembako, kami butuh perbaikan rumah dan saluran air yang layak,” tuturnya.

Lebih lanjut, Souisa juga menyinggung 
soal dana mitigasi bencana puluhan juta rupiah, yang diperuntukkan bagi korban bencana alam. 

Namun yang terjadi, mereka hanya diberikan bantuan berupa sembako dengan kisaran harga ratusan ribu rupiah. 

“Kami menyesalkan sikap pemerintah negeri maupun Kabupaten yang terkesan tidak peduli. Harusnya alat berat sudah diturunkan sejak awal. warga sudah muak dengan janji manis” ungkapnya. 

Untuk itu ia berharap pemerintah segera melakukan penanganan secepatnya, jika tidak maka mereka akan memblokade jalan dengan beton. 

“Harapan kami, jangan sampai tahun depan banjir lagi. Pemerintah harus datang, lihat langsung rumah-rumah yang rusak, dan bantu perbaiki,” tutup Louis.

Diketahui selama tiga tahun terakhir, sudah ada lima rumah yang terdampak, bahkan ada rumahnya hanyut terbawa arus sungai dan itu terjadi pada tahun ini lagi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved