SBT Hari Ini

Harga Cabai Rawit di Pasar Gumumae Bula Kembali Naik, Capai Rp. 80 ribu Per Kilogram

Kenaikan harga masih dipengaruhi akibat curah hujan tinggi yang melanda daerah tersebut sejak beberapa minggu terakhir. 

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Ode Alfin Risanto
TribunAmbon.com/Haliyudin Ulima
HARGA CABAI - Stok cabai rawit di lapak Abdul Kahar Ernas salah satu pedagang di pasar Gumumae, kota Bula, SBT, Minggu (15/6/2025). 

Laporan Wartawan Tribunambon.com, Haliyudin Ulima

BULA, TRIBUNAMBON.COM - Harga cabar di Pasar Gumumae Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, mulai merangkak naik. 

Kenaikan harga masih dipengaruhi akibat curah hujan tinggi yang melanda daerah tersebut sejak beberapa minggu terakhir. 

Pantauan Tribunambon.com di lokasi,  Minggu (15/6/2025) pukul 13:00 WIT, cabai rawit dibandrol dengan harga Rp. 80 ribu perkilo.

Baca juga: Soal Dugaan Tipikor Landmark Langgur, Ini Pesan Akademisi ke Kejari Tual

Baca juga: Perang Israel- Iran Buat Harga Emas Melonjak Tajam, Ini Kata Analis

Harga tersebut naik Rp. 20 ribu dari harga sebelumnya yakni Rp. 65 ribu pada pekan kemari. 

Sedangkan untuk cabai keriting dijual dengan harga Rp. 50 ribu,  dan itu bertahan sejak satu pekan terakhiri ini. 

"Cili kecil sekarang lagi naik harga, kalau cili keriting harga masi sama dari sebelumnya," ujar Abdul Kahar Ernas salah satu pedagang saat diwawancarai Tribunambon.com.

Meski naik, kata dia harga jual cabai saat ini masih terjangkau, bila dibandingkan dengan satu bulan lalu yang mencapai per kilohramnya lebih dari Rp  100 ribu. 

"Cabai kecil kita ambil dari petani itu Rp. 50 ribu, jual dengan harga Rp. 80 ribu. Kalau untuk cabai panjang itu kita ambel Rp. 35 ribu lalu jual Rp. 50 ribu," jelasnya. 

Dirinya mengaku, haraga cabai akan melonjak naik lagi apabila proses pemanenan dilakukan saat musim hujan, karena bisa saja cabai rusak. 

"Kalau cuaca hujan begini, resikonya besar sekali, kalau panen disaat hujan itu resiko rusaknya itu hampir 15 persen," katanya. 

Dengan harga cabai seperti ini, tentu pembeli,cabai di kota Bula juga minim, lantaran rata-rata penduduk yang kebanyakan berasal dari desa.

Dimana jika mereka datang ke Bula pasti membawa stok yang mereka tanam di kampung.

"Pembeli tetap masih sunyi, karena banyak yang dari kampung jadi saat pulang ke kampung masing-masing itu sudah bawa stok cabai juga," tutupnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved