SBT Hari Ini

Fasilitas Tak Memadai, Siswa MTs Negeri 1 SBT Cabang Pulau Panjang Sebrangi Laut 70 KM tuk Ujian

Siswa Mts Negeri 1 SBT cabang Pulau Panjang terpaksa menyebrangi lautan untuk mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) hingga UAS.

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Mesya Marasabessy
Babinsa Pulau Panjang
MADRASAH TSANAWIYAH - Tampak bangunan sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), cabang Pulau Panjang. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima

BULA, TRIBUNAMBONCOM - Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Seram Bagian Timur (SBT) cabang Pulau Panjang terpaksa menyebrangi lautan untuk mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) hingga Ujian Akhir Semester (UAS).

Menggunakan kendaraan laut berupa speedboat hingga ketinting, para siswa ditemani sang guru menyusuri lautan dengan jarak 70 kilometer menuju sekolah induk di Pulau Gorom, Kabupaten SBT.

Pasalnya, sekolah tempat mereka belajar, fasilitasnya tidak mendukung bila harus menggelar ujian secara mandiri bagi para siswa.

Hal itu lantaran minimnya sarana prasarana yang menunjang proses ujian hingga aktivitas belajar mengajar, mulai dari furniture ruangan sekolah hingga kondisi bangunan yang tak layak.

Hal itu disampaikan Jumila Rumatiga selaku tenaga pengajar satu-satunya di sekolah tersebut saat diwawancarai TribunAmbon.com, Selasa (13/5/2025).

"Setiap kali ulangan, saya antar siswa saya ke sekolah induk menggunakan kendaraan laut, dengan jarak sekitar 70 kilometer dari pulau panjang ke sokolah induk," ujarnya.

Baca juga: Dituduh Manipulasi Data Produksi, Kadis Perikanan SBT Angkat Bicara

Baca juga: Bahayakan Pengendara, Warga Minta Jalan Rusak Dekat Pantai Rolex SBT Maluku Diperbaiki

Ia mengaku, sejak mendirikan sekolah tersebut pada 2023 lalu, hingga kini pihaknya tak kunjung diperhatikan dengan baik.

"Memang sampai saat ini belum ada perhatian dari pemerintah, padahal sekolah ini hadir di tempat yang strategis," katanya.

Lanjutnya, di Kecamatan Pulau Panjang sendiri, terdapat jenjang sekolah menengah pertama hingga menengah atas, dengan letak yang terbilang cukup jauh.

Kehadiran sekolahnya dianggap dapat memudahkan anak-anak yang ingin merasakan bangku pendidikan, tanpa harus berjalan kaki puluhan kilometer.

"Memang ada skola SMP dan SMA di Pulau Panjang, tapi harus jalan kaki sampai puluhan kilometer, otomatis anak-anak tidak fokus belajar lagi," jelasnya.

Kalau sekolah ini sudah cocok, karena desa-desa yang di bagian barat ini sudah bisa sekolah disini, tidak jalan jauh-jauh lagi," lanjutnya.

Dirinya berharap, agar pemerintah setempat bersama dinas pendidikan bisa memperhatikan masalah-masalah pendidikan di pelosok desa secara merata.

"Harapannya semoga dinas pendidikan peduli dengan hal ini supaya pemerintah juga bisa bantu kami, khususnya di desa-desa terpencil seperti ini, jangan cuman di kota-kota saja," tutupnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved