Pedagang Pasar Un Tual Menjerit Gegara Palang Adat Masih Dipasang: Pembeli Sepi, Ikan-ikan Membusuk

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan

TUAL, TRIBUNAMBON.COM - Hingga Kamis (7/3/2024) palang adat masih berdiri kokoh di jalan masuk Pasar Un, Kota Tual, Maluku.

Akibatnya, para pedagang menjerit karena penjualannya sangat sepi sejak pasar dipalang Senin (4/3/2024) lalu.

Bahkan saking sepinya, produk penjualan mereka seperti ikan, ikut membusuk.

Harios Bugis, salah satu pedagang mengatakan, penurunan jumlah pembeli terjadi karena jalan dipalang.

Baca juga: Maluku Tenggara Jadi Model Budidaya Rumput Laut, Ini Keuntungannya

Bahkan tak ada pembeli sama sekali.

Karenanya, ikan dagangan milik membusuk.

"Siapa yang mau ganti rugi, ikan kita busuk imbas dipindahkan kesana kemari, sementara modalnya saja belum kembali, anggap saja kita jual rugi," ucapnya.

Dengan begitu kata dia, tentu saja mereka tak mendapatkan penghasilan.

"Sudah mau masuk hari besar, sementara jualan kita begini, bagaimana kita mau beli beras, gula dan kebutuhan lainnya," imbuhnya.

Ia pun berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan, agar protes yang berlangsung tidak merugikan masyarakat lainnya.

"Kita hanya masyarakat kecil yang mengantungkan hidupnya lewat berdagang yang untungnya sedikit, apa gunanya palang adat di pasar, palang saja kantor pemerintahan jangan kami," pintanya.

Untuk diketahui, palang adat dilakukan karena tak terima hasil rekapitulasi suara.

Palang Adat tersebut juga ditancapkan pada sejumlah fasilitas pemerintahan, seperti Kantor PDAM Maren Kota Tual, Kantor Walikota Tual, Kantor DPRD Tual.

Palang adat atau masyarakat lokal menyebutnya dengan hawear adalah tanda larangan adat berupa anyaman janur kuning yang dipasang di kayu kemudian ditancapkan di atas tanah, jika sudah dipasang maka tempat tersebut tidak dapat lagi diakses oleh masyarakat. (*)