Maluku Terkini
Cerita Singkat Pengajar Muda di SD Marlasi Aru Utara: Awalnya Kaget Tak Ada Penerangan dan Internet
Parahnya saat musim kemarau, air bahkan tak mengaliri sedikitpun sehingga dia dan warga lainnya terpaksa masuk hutan menuju sumber mata air.
Kondisi dianggap sebagai tantangan, sehingga sejumlah kegiatan digelar, salah satunya yakni "Gebyar Anak Aru Utara" pada moment hari anak nasional.
"Pada saat gebyar hari anak, kita tidak hanya seremonial saja, kita ingin tetap ada value dari kegiatan yang kami gagas. Selain berfokus pada kegiatan anak, kita juga memfasilitasi semua elemen mulai dari orang tua murid, para guru, pejabat desa dan kecamatan untuk meningkatkan semangat bersekolah dan belajar anak-anak di Marlasi," jelasnya.
Selain mengajar di sekolah, Siwi juga berbaur dengan masyarakat dan mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari acara adat, keagamaan, dan lainnya.
Semua pengalaman suka dan duka bersama masyarakat semakin meneguhkan Siwi bahwa kehadiran Indonesia Mengajar akan berdampak.
Siwi adalah salah satu dari 38 orang, angkatan 24 Indonesia Mengajar yang dikirim ke daerah terluar, Maluku di Kepulauan Aru sebanyak 7 orang, Gorontola di Goalemo, Papua di Teluk Wondama, Sumatera di Jambi Tanjung Jabung Timur, Kalimantan Tengah di Seruyan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.