Maluku Terkini
Cerita Singkat Pengajar Muda di SD Marlasi Aru Utara: Awalnya Kaget Tak Ada Penerangan dan Internet
Parahnya saat musim kemarau, air bahkan tak mengaliri sedikitpun sehingga dia dan warga lainnya terpaksa masuk hutan menuju sumber mata air.
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Siwi Lestari, Pengajar Muda angkatan 24 Indonesia Mengajar sempat kaget saat pertama kali menginjakan kakinya di Desa Marlasi, Kecamatan Aru Utara, Kabupaten Kepulauan Aru, Maret 2023 lalu.
Terbiasa dengan kelengkapan fasilitas ala perkotaan, Siwi pun berhadapan dengan lingkungan baru yang minim penerangan, akses internet hingga kebutuhan keseharian lain yang butuh upaya keras untuk pemenuhannya.
Pemenuhan kebutuhan mendasar seperti air bersih bukan hal mudah di Desa Marlasi.
Lantaran, akses air bersih hanya teraliri dua kali dalam sepekan.
Parahnya saat musim kemarau, air bahkan tak mengaliri sedikitpun sehingga dia dan warga lainnya terpaksa masuk hutan menuju sumber mata air.
"Untuk fasilitas air bersih, di saat musim kemarau, kita harus berjalan berapa kilo meter ke hutan, ke mata air untuk mengambil air menggunakan jerigen," ungkap Siwi.
Listrik juga jadi masalah, layanan PLN hanya enam jam sehari, dari pukul 18.00 WIT sampai 24.00 WIT.
Sementara di sekolah belum terpasang meteran, sehingga menghambat aktifitasnya.

Baca juga: Jenuh Lantaran Kapal Melambat, Kapten Kapal Nggapulu Inisiatif Hibur Penumpang
Terlebih, Siwi memanfaatkan kantin sekolah sebagai tempat tinggal lantaran tidak ada fasilitas perumahan tuk tenaga pengajar.
"Kalau di sekolah belum pasang meteran sehingga malam hari kami harus pakai lampu pelita," ungkap Siwi.
Namun, segala keterbatasan itu tak meruntuhkan semangatnya.
Datang dengan niat pengabdian masyarakat, alumnus Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial itu pelan hingga kemudian Ikhlas menerima kenyataan di wilayah timur Indonesia itu.
Setiap harinya, dia mengajar anak membaca hingga hitung-hitungan.
"Saat pertama mengajar di kelas, kaget, tidak semua sih, tetapi beberapa siswa kelas 5 dan 6 masih susah membaca. Ini tantangan sekaligus peluang untuk selalu ada dan hadir bersama mereka, mendampingi mereka. Dan ada suatu keyakinan kehadiran kami akan ada dampaknya meski belum sekarang," ungkap Siwi, Jumat (17/11/2023) di atas KM Nggapulu jurusan Tual ke Banda.
Dijelaskan, jumlah total siswa kelas 1 hingga 6 di SD Marlasi kurang lebih 114 anak, hanya saja yang aktif sekolah kurang dari 60 persen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.