Penembakan Tamilouw

Komisi III DPR Soroti Dugaan Kasus Penembakan 18 Warga Tamilouw Maluku Tengah

Anggota Komisi III DPR RI Heru Widodo berpendapat perlu ada evaluasi serius di Kepolisian Republik Indonesia.

Ist
Anggota Komisi III DPR RI Heru Widodo 

TRIBUNAMBON.COM - Kasus penembakan 18 warga di Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah yang diduga dilakukan oleh aparat kepolisian Polres Maluku Tengah dinilai sebagai ganjalan bagi kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

Anggota Komisi III DPR RI Heru Widodo berpendapat perlu ada evaluasi serius di Kepolisian Republik Indonesia.

"Bagaimana instruksi Kapolri tentang pendekatan humanis dan tindakan sesuai prosedur hukum tidak dilakukan serius oleh anak buahnya menunjukkan tingkat kepemimpinan Polri. Maka ini harus dievaluasi secara serius," kata Heru, dalam keterangannya, Jumat (10/12/2021).

Heru sangat menyesalkan insiden tersebut. Sebab dari 18 warga tertembak, 3 di antaranya adalah ibu-ibu. Menurutnya, peristiwa ini harus diusut tuntas. 

"Kami ingin harus ada kejelasan dan sikap keadilan. Kapolres Maluku Tengah beserta jajarannya, termasuk Polda-nya juga harus diperiksa sesuai ketentuan hukum serta disanksi berat," tegasnya lagi.

Baca juga: Kronologi Bentrok Polisi dan Warga di Tamilouw Ada 2 Versi, DPRD Bingung

Baca juga: Soal Polisi dan Warga Tamilouw Bentrok, Polda Maluku: Anggota Yang Salah Akan Ditindak

Lanjut Heru, kepolisian sebagai penegak hukum memiliki prosedur dan peraturan yang dipatuhi dalam pelaksanaan hukum tersebut. 

"Kapolri sebagai penanggungjawab semua itu harus memastikan aturan dan prosedur dilaksanakan baik oleh seluruh jajaran kepolisian," kata dia. 

"Hukum harus ditegakkan. Jangan sampai ada perlindungan bila ada aturan yang dilanggar dan harus tegas," paparnya lagi.

Diberitakan sebelumnya, bentrokan antara polisi dan warga Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai pecah di desa Tamilouw pada Selasa (7/12/2021).  
Bentrokan terjadi setelah polisi hendak menangkap 11 pelaku perusakan tanaman warga desa Sepa dan perusakan kantor Desa Tamilouw.

Saat itu polisi sempat dihadang oleh warga.

Polisi akhirnya mengeluarkan tembakan gas air mata, namun warga tidak membubarkan diri dan menyerang.

Polisi yang terdesak akhirnya mengeluarkan tembakan peluru karet ke arah warga.

Dalam insiden itu sejumlah warga mengalami luka-luka. Polisi belum dapat memastikan jumlah warga yang menjadi korban luka dalam insiden itu.

Adapun anggota polisi yang terluka sebanyak tujuh orang. Empat mobil polisi juga ikut dirusak massa dalam bentrokan tersebut.

Bantah Lakukan Penembakan 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved