Makanan Khas Maluku

Enbal Lulun, Makanan Pokok di Kota Tual Kian Langka dan Mahal

Enbal alias singkong karet ini memiliki rasa pahit dan beracun. Jika diolah dengan cara yang benar, enbal tidak akan terasa pahit dan berbahaya.

Penulis: Rahmat Tutupoho | Editor: Salama Picalouhata
Henrik Toatubun
Enbal Lulun, makanan pokok masyarakat Kepulauan Kei. 

Seperti Desa Wain, Ohoiren, Ohoiluk, dan Letman.

Baca juga: Ucapan Duka untuk Husin Terus Mengalir dari Tual dan Maluku Tenggara, Minta Pelaku Dihukum Mati

Baca juga: Dini Hari Tadi, Gempa Bumi 5,0 Skala Richter Guncang Tual

Enbal lulun itu dijual per bungkus, dengan harga Rp 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah.

Harganya bisa melambung tinggi apabila produksi dan distribusinya terbatas.

Selain dijual per bungkus, enbal lulun juga dibagi menjadi potongan-potongan kecil maupun sedang, lalu dijual mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu.

“Sehari enbal lulun ini bisa laku 30-40 bungkus per hari,” ujar dia.

Hanya saja, Rahanyaan mengaku keuntungannya kecil karena produksi enbal ini mulai langka.

"Beberapa waktu ini, enbal ini langka. Harganya juga melambung,” ucapnya.

Salah satu pedagang lainnya mengatakan, beruntung dagangan tetap laku meskipun harganya melambung tinggi.

“Sekalipun langka dan mahal, masyarakat Kota Tual tetap menyerbu,” ujar Ely Boi.

Makanan unik ini bisa dtemukan dengan mudah di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara.

Beberapa warga asli Kepulauan Kei biasanya mengolahnya menjadi enbal bunga, enbal cokelat dan keju.

Namun tidak sedikit yang menyantapnya dengan ikan bakar serta sambal kecap. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved