Didemo karena Listrik Kerap Padam di Tehoru, Ini Jawaban PLN Maluku
Sejumlah pemuda menggelar aksi protes di depan Kantor PT. PLN Induk Wilayah Maluku & Maluku Utara (Malut).
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Fandy
TRIBUNAMBON.COM - Sejumlah pemuda menggelar aksi protes di depan Kantor PT. PLN Induk Wilayah Maluku & Maluku Utara (Malut).
Mereka protes menyikapi pemadaman listrik bergilir yang kerap terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Dalam aksi, Kamis siang (26/11/2020) itu, pendemo yang mengatasnamakan Pemuda Tehoru menyatakan pemadaman tersebut merugikan warga.
Pasalnya banyak alat elektronik milik warga yang rusak akibat tidak stabilnya tegangan listrik yang berujung pemadaman mendadak.
Baca juga: Kota Bula Maluku Terendam Banjir, PLN Padamkan Listrik di Lokasi Ini
Selain itu juga berdampak pada aktivitas warga hingga perkantoran yang bergantung pada ketersediaan aliran listrik.
Tonton Juga :
"Listrik sudah jadi kebutuhan warga, lah kalau keseringan mati terus, yang rugi kan warga," ungkap Amin Silawane, seorang pengunjuk rasa.
Baca juga: Anggota Komisi 7 DPR-RI Kawal BBM 1 Harga dan Jaringan Listrik di Kepulauan Aru Maluku
Lanjutnya dijelaskan, pemadaman terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung berjam-jam tanpa ada pemberitahuan maupun kejelasan dari PLN setempat.
Namun, ketika dipertanyakan warga, PLN UP3 Masohi selalu beralasan persoalan teknis yakni gangguan jaringan.
"Sebagai pemasok listrik tunggal, PLN Maluku Tengah beralasan gangguan jaringan, dan masih diperbaiki. Padahal, kenyataan masih saja sering padam," sesalnya.
Dia pun menilai PLN UP3 Masohi abai terhadap persoalan tersebut.
Pasalnya, masalah kelistrikan di Kecamatan Tehoru adalah persoalan klasik yang hingga kini belum terselesaikan dengan baik.
"Selain memperbaiki gangguan jaringan, PLN harus mengganti kerugian warga, termasuk mengganti kepala PLN Masohi" ujarnya.
Kata PLN
Baca juga: Travo PLN Meledak, Warga Laimu Maluku Rugi Puluhan Juta Rupiah
Menjawab protes itu, Manager Humas PLN Induk Wilayah Maluku & Maluku Utara, Ramli Malawat menjelaskan, suplai listrik ke Kecamatan Tehoru dipastikan tidak bermasalah karena aliran listrik langsung dipasok dari PLN UPT Masohi.
Namun yang masih menjadi kendala yakni jaringan yang seringkali terputus disebabkan faktor eksternal.
Yakni, akibat pohon tumbang serta gangguan hewan.
"Gangguan jaringan ini disebabkan dua penyebab utama, yakni pertama itu akibat pohon tumbang, yang kedua itu karena kelelawar yang hinggap di jaringan," jelas Malawat, Jumat sore (27/11/2020).
Dia mengakui kondisi ini cukup aneh, namun riset internal PLN menemukan kondisi tersebut.
"Sistem ini peka, jadi kalau tersentuh pohon maka akan terjadi gangguan tanah, sehingga proteksi pembangkit akan bekerja," terang dia.
"Kemudian untuk gangguan kelelawar ini, biasanya kalau musim buah ini biasa terjadi," katanya.
Untuk itu dia berharap kerja sama masyarakat untuk ikut menjaga jaringan kelistrikan tersebut.
"Jadi kita berharap ada kerja sama dengan masyarakat agar pohon yang mengganggu, bisa segera dipangkas," tandasnya.
(*)