Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Dihadapan Wakil Bupati Maluku Tengah, Mario Lawalata, Ketua Komisi II DPRD Maluku Tengah, Julianus Wattimena cecar buruknya manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masohi.
Penyampaian Ketua Komisi II itu berlangsung saat momen Rapat Paripurna DPRD Maluku Tengah, Rabu (24/9/2025).
Wattimena mengatakan, hingga saat ini pasien masih diarahkan membeli obat bahkan jarum suntik di luar rumah sakit.
"Sudah keterlaluan ini, obat itu selalu dibeli diluar. Faktanya hari ini obat yang dibeli diluar tidak pakai BPJS resep dari dokter, resepnya tidak bisa diganti. Ini berulang kali saya temui," sesal Politisi PDIP itu.
Baca juga: Laporan Pengaduan Tercecer, Warga Kecewa Penanganan Kasus Tipikor ADD Airnanang
Baca juga: Sorotan Kinerja Mantan Kades Airnanang: Dua Tahun Tanpa Kehadiran dengan Proyek Fiktif
Disampaikan, pasien di UGD harus membeli obat diluar, ia menyayangkan rumah sakit skala besar itu tidak ada obat-obatan.
"Saya sendiri juga beli jarum suntik diluar, rumah sakit macam apa ini," kesal Wattimena.
Wakil Rakyat itu menuturkan, setelah pasien keluar rumah sakit, tidak ada penggantian biaya BPJS.
"Sari ini dokumen saya pegang saya minta Wakil Bupati tindak lanjuti. Saya minta teman-teman dewan untuk mengundang BPJS kesehatan, minta pertanggungjawaban ganti rugi. Jangan seperti ini, pasien bayar BPJS tiap bulan tidak dilayani dengan baik," tegasnya.
Ia mengungkapkan, beberapa kali kunjungan Wakil Bupati dan juga Bupati ke RSUD Masohi. Faktanya masih ada tindakan paramedis yang ia nilai sangat keterlaluan.
"Pasien dimutasi jam 9 malam dari ruangan Mawar ke ruangan Dahlia alasannya bahwa disana dokter ahli dalam. Faktanya sampai pasien keluar, tidak ada satupun penanganan dan oleh karena itu, manajemen RSUD perlu dievaluasi kembali," tandas Politisi itu.
Kepada Wakil Bupati, Wattimena berpesan agar Direktur RSUD Masohi harus segera diganti, pasalnya sudah berulang kali hal ini disampaikan kepada Bupati maupun Wakil.
"Saya minta tindak lanjuti masala seperti ini saya minta pak Wakil Bupati tolong disampaikan Bupati jangan main-main dengan masalah kemanusiaan. Kalau tidak nanti saya yang pimpin orang tua pasien, masyarakat dan tenaga medis (untuk aksi) nantinya," tantang Wattimena.
Selanjutnya dirinya juga meminta kepada Wakil Bupati agar memerintahkan Direktur untuk membayar jasa tenaga kesehatan yang sampai hari ini belum dibayar.
"Bagaimana mau ada pelayanan, sementara Nakes tidak mau datang melayani karena tidak dibayar. Saya minta Pimpinan DPRD agar berkoordinasi dengan Bupati untuk mempertegas," tukas dia.
Ia menegaskan bahwa masalah ini tidak boleh main-main, jangan membuat rakyat seperti ini.
"Kita punya rakyat kasihan. Kemarin-kemarin ada pasien yang terpaksa dibawa ke Siloam karena tidak ada penanganan. Saya minta Evaluasi direktur RSUD bila perlu diganti, sampai sudah didemo tapi tidak ada penyelesaian," pungkas Wattimena. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.