Keracunan MBG
Setahun Prabowo-Gibran: Ratusan Siswa di SBB Keracunan Diduga Usai Santap Makanan Bergizi Gratis
Dalam sebuah insiden luar biasa yang memicu kepanikan orang tua dan membuat tenaga kesehatan kewalahan,
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Menelusuri Dapur Produksi: Skala Produksi Mendadak Meningkat Drastis
Investigasi kemudian mengarah ke sumber masalah: Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Yayasan Al-Barqah Nahdliyin Waimital, yang berlokasi di Desa Waimital.
Dapur ini diketahui milik Eko, seorang mantan Anggota DPRD SBB.
Dapur ini melayani 18 Sekolah di Kecamatan Kairatu, mulai dari TK Negeri Waimital hingga MA Negeri SBB.
Dapur yang baru beroperasi selama kurang lebih satu bulan ini terdiri dari 50 petugas, di antaranya; Rosalinda Laturake (Kepala SPPI), Arma Ningsi Banawi (Ahli Gizi), Sulis Sampulawa (Akuntan), Rudi Hartono (Admin), Wahyudi (Aslap).
Kemudian terdapat, 9 orang petugas persiapan, 10 orang juru masak, 8 orang petugas pemorsian, 14 orang petugas ompreng, 2 orang driver atau pengemudi mobil penyaluran MBG dan 2 orang office boy (OB).
Tim investigasi menemukan fakta mencurigakan terkait peningkatan produksi.
Padahal baru sebulan beroperasi dengan produksi harian 2.724 porsi, pada hari kejadian, 20 Oktober 2025, total produksi melonjak menjadi 3.222 porsi.
Kenaikan produksi yang signifikan ini patut diduga menjadi pemicu kelalaian atau penurunan kualitas pengolahan makanan.
Sayangnya, penanggungjawab SPPG tidak dapat ditemui di lokasi, dan upaya menghubungi pemilik dapur, Eko, tidak direspon.
Detail jadwal masak pun terekam:
- Nasi dimasak dari pukul 12 malam.
- Memasak lauk dari pukul 02.00 hingga 03.00 subuh.
- Pengemasan siap dilakukan pukul 05.00 hingga 06.00 pagi.
Jadwal ini menunjukkan rentang waktu yang cukup lama antara proses masak lauk hingga dikonsumsi siswa sekitar pukul 10.00-11.00 WIT, meningkatkan risiko kontaminasi dan penurunan kualitas.
Polisi Turun Tangan, Dapur Diamankan
Kapolsek Kairatu, AKP. E. M. Masbaitubun, saat ditemui TribunAmbon.com, menyatakan bahwa pihaknya langsung mengerahkan personel untuk mengamankan tiga lokasi: Dapur MBG, Puskesmas Waimital, dan Puskesmas Kairatu.
Pengamanan Dapur MBG secara khusus dilakukan untuk mengantisipasi amukan massa yang dikhawatirkan tidak terima dengan tragedi ini.
“Setelah kejadian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat dan Dokkes Polres SBB langsung turun untuk mengambil sampel makanan,” jelas Kapolsek.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.