Keracunan MBG
Setahun Prabowo-Gibran: Ratusan Siswa di SBB Keracunan Diduga Usai Santap Makanan Bergizi Gratis
Dalam sebuah insiden luar biasa yang memicu kepanikan orang tua dan membuat tenaga kesehatan kewalahan,
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ratusan siswa, mulai dari tingkat Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas, di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), dilarikan ke sejumlah Puskesmas.
Lemas, mual, dan muntah tak henti-hentinya menimpa para pelajar.
Dalam sebuah insiden luar biasa yang memicu kepanikan orang tua dan membuat tenaga kesehatan kewalahan, total 151 siswa tercatat menjadi korban pada hari pertama, Senin (20/10/2025).
Mereka diduga kuat mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi menu Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Ironisnya, tragedi ini terjadi tepat setahun pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, yang mengusung program gizi ini sebagai unggulan.
Kesaksian Pilu: Kuah Mengental, Kuning Telur Menghijau Gelap
Penelusuran TribunAmbon.com di Puskesmas Waimital pada Selasa (21/10/2025) mengungkap detail kondisi makanan yang patut dipertanyakan.
Ine Pattipeilohy, seorang ibu sekaligus guru TK, menceritakan kengerian yang menimpa anaknya dan para siswa didikannya.
Anak Ine mulai merasakan pusing setelah pulang sekolah pada Senin (20/10/2025) malam.
Keesokan harinya, gejala berlanjut menjadi sakit perut dan diare parah sejak pukul 10.00 WIT.
Ine menduga kuat, penyebabnya adalah MBG yang dikonsumsi di sekolah sehari sebelumnya.
“Menurut pengakuan anak saya, saat dia mengkonsumsi MBG itu, kuah sayurnya sudah mengental. Selain itu telur yang disajikan, tampak pada kuning telurnya sudah berwarna agak kehijauan gelap. Ia mengaku saat dimakan sudah terasa tidak enak, agak asam," ungkap Ine saat ditemui TribunAmbon.com di Puskesmas Waimital, Selasa (21/10/2025).
Lebih mengejutkan lagi, anak Ine bahkan memakan porsi MBG milik temannya yang tidak termakan.
Ine, yang juga seorang guru di salah satu TK, menyaksikan langsung kualitas makanan tersebut.
Murid-muridnya sempat mengeluh, “Bu guru kuning telur kami tidak suka.”

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.