Ambon Hari Ini
Musyawarah Adat di Ambon Lahirkan Hetu Jazirah, Komitmen Pemersatu 22 Negeri tuk Maluku Pung Bae
Kegiatan ini diselenggarakan Mejelis Latupati Jazirah yang menghimpun 22 Raja di wilayah Kecamatan Salahutu, Leihitu, dan Leihitu Barat.
Penulis: Maula Pelu | Editor: Mesya Marasabessy
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM- Organisasi Hetu Jazirah resmi dibentuk dalam musyawarah adat masyarakat Jazirah yang berlangsung di lantai 5 Hotel Santika Ambon, Minggu (23/11/2025).
Kegiatan ini diselenggarakan Mejelis Latupati Jazirah yang menghimpun 22 Raja di wilayah Kecamatan Salahutu, Leihitu, dan Leihitu Barat, Maluku Tengah.
Yakni dari Negeri Suli hingga Negeri Hatu.
Organisasi ini lahir membawa komitmen besar “Lawa Lete Mena Hetu Jazirah” atau Maju Bersama membangun Jazirah Par Maluku Pung Bae.
Ketua Majelis Latupati Jazirah, Ali Slamat, dalam sambutannya menegaskan bahwa pembentukan Hetu Jazirah merupakan momentum penting bagi kebangkitan dan persatuan masyarakat Jazirah.
“Hari ini adalah hari besar, hari ketika Jazirah memanggil anak-anaknya. Hari ketika suara leluhur mengetuk hati kita semua untuk kembali bersatu sebagai satu semangat besar “Hetu Jazirah” atau Bangun Jazirah,” ungkap Ketua Latupati.
Baca juga: Pemdes Hunuth Gelar Pendidikan dan Latihan Pembentukan Pangkalan Data Berbasis QGis
Baca juga: Saling Klaim Lahan di Kompleks Makan Anak Cucu, Raja Batu Merah: Acuan Kita Sertifikat 1943
Ia mengingatkan bahwa leluhur Jazirah telah mewariskan kekayaan adat Pela Gandong sebagai simbol persaudaraan dan nilai tertinggi masyarakat.
Namun perubahan zaman menuntut masyarakat untuk kembali memperkuat pondasi tradisi itu.
“Leluhur kita meninggal istana emas. Mereka mewarisi adat Pela Gandong, persaudaraan itulah harta tertinggi Jazirah. Tetapi zaman berubah, badai perkembangan memaksa kita agar berdiri lebih kuat. Maka hari ini kita kembali duduk sebagai satu rumah besar. Majelis Latupati Jazirah untuk menegaskan kembali komitmen bersama,” sambungnya.
Dalam musyawarah yang berlangsung penuh khidmat itu, para raja menegaskan kembali tanggung jawab adat yang mereka emban.
“Ini bukan sekadar organisasi. Ini adalah jalan untuk menyelamatkan masa depan Jazirah. Dalam musyawarah ini, kita tidak datang sebagai pribadi. Kita datang sebagai penjaga negeri, penjaga adat, dan pewaris amanah leluhur. Kita duduk, bicara, dan memutuskan dengan satu hati karena kita sadar,” tegasnya.
Melalui kesepakatan bersama, para raja akhirnya menetapkan pembentukan Organisasi Adat Hetu Jazirah.
Sebuah rumah besar bagi 22 Negeri yang berfungsi sebagai wadah pembinaan generasi, pelestarian budaya, dan penguatan martabat masyarakat adat.
Organisasi ini dibentuk kata Ketua Majelis Latupati Jazirah, bukan hanya sebagai simbol persatuan tetapi juga sebagai alat perjuangan untuk:
| Saling Klaim Lahan di Kompleks Makan Anak Cucu, Raja Batu Merah: Acuan Kita Sertifikat 1943 |
|
|---|
| Diduga Tenggelam, Siswi SD Ditemukan Meninggal di Pantai Desa Poka Ambon |
|
|---|
| Gema MBD di Ambon Deklarasikan Pembaruan Organisasi, Sampaikan 4 Poin Komitmen |
|
|---|
| Sepekan Terakhir Harga Bahan Dapur Stabil, Cabai Rawit Masih Rp. 60 Ribu per Kg |
|
|---|
| 32 Hari Jelang Natal, Harga Buah Impor di Ambon Naik: Apel Tembus Rp. 50 Ribu per Kg |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/ambon/foto/bank/originals/Jdjalakaka.jpg)