Ambon Hari Ini

Atasi Sampah Dilaut, Pemkot Ambon Bekerjasama Tuk Datangkan Kapal Emola 10 Asal Swiss

Kapal dengan nama EMOLA 10 asal Swiss ini di rencanakan akan berproses selama tiga tahun di teluk Ambon.  

Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Novanda Halirat
SAMPAH - Tampak berbagai jenis sampah mengapung di permukaan laut pada kawasan Pasar Arumbae, Kota Ambon, Selasa (18/11/2025) 

Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Novanda Halirat 

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Pemerintah Kota Ambon segera mendatangkan sebuah kapal pengerukan sampah dari Swiss dan pembangunan TPST berteknologi MRF–RDF, untuk membersihkan sampah di teluk Ambon. 

Kapal dengan nama EMOLA 10 asal Swiss ini di rencanakan akan beroperasi selama tiga tahun di Teluk Ambon.  

Dengan pembersih sampah permukaan dan mampu menyedot sampah hingga kedalaman 40 cm. 

Hal ini disampaikannya saat menghadiri kegiatan Lomba Gerakan Keluarga Sehat Tanggap & Tangguh Bencana Stunting tingkat provinsi di Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Jumat (21/11/2025)

Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, menyampaikan dukungan internasional melalui dua program ini akan mempercepat penanganan sampah di Kota Ambon. 

"Dua program ini diproyeksikan mempercepat penanganan sampah sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan kota Ambon," ujarnya.

Disebutnya juga dukungan untuk penanganan sampah melibatkan berbagai pihak yakni swasta, NGO lingkungan asal Swiss, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Selanjutnya, untuk masa operasional kapal, Wattimena mengatakan setelah operasi berakhir kapal ini akan dihibahkan melalui KKP kepada Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kota Ambon.

Baca juga: Sampah Menumpuk di Pantai Gumumae Bula, Destinasi Wisata Andalan SBT Kian Prihatin

Hal ini sebagai upaya untuk menargetkan pengurangan sampah di laut. 

Disisi lain, Wattimena juga menekan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam pengelolaan sampah. 

“Kalau mau Ambon bersih dan maju, mari bantu pemerintah. Jangan buang sampah sembarangan lagi,” imbaunya. 

Selain menghadirkan kapal pembersih, pemerintah juga menyiapkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan teknologi Material Recovery Facility (MRF) dan Refuse Derived Fuel (RDF).

Pengerjaan kedua sistem ini akan digunakan menjadi kompos, pakan maggot untuk sisa makanan, serta briket energi dari residu anorganik seperti plastik, aluminium, besi, hingga popok.

Briket berbasis RDF tersebut rencananya akan dijual, bekerja sama dengan PLN sebagai bahan bakar diesel alternatif.

Melalui pendekatan teknologi dan kolaborasi internasional ini, Pemkot Ambon berharap pengelolaan sampah semakin optimal dan Teluk Ambon dapat benar-benar terbebas dari pencemaran. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved