SBT Hari Ini
Hilirisasi Sagu Seram Bagian Timur Tengah Dibahas Bappenas
Progresnya kini tengah dibahas oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk memastikan proyek tersebut berjalan baik.
Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima
BULA, TRIBUNAMBON.COM – Hilirisasi Sagu Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) resmi masuk dalam pembahasan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Progresnya kini tengah dibahas oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk memastikan proyek tersebut berjalan baik.
Hal itu disampaikan langsung Bupati Fachri Husni Alkatiri saat membuka kegiatan Intermediate Traning HMI Cabang SBT, di Gedung Serbaguna Kesehatan, Kota Bula, Jumat (21/11/2025).
“Jawaban dari Bappenas itu, hilirisasi sagu masih dibahas. Nanti keputusannya tergantung pemutakhiran RKP 2026 di bulan Desember. Mudah-mudahan kita doakan, kita masuk,” ujarnya.
Menurut Bupati, keputusan pemerintah pusat mengangkat sagu sebagai salah satu dari 77 PSN merupakan langkah bersejarah bagi pembangunan ekonomi Maluku, khususnya SBT.
Baca juga: Seram Bagian Timur Jadi Saingan Kabupaten Lingga Riau untuk PSN Sagu, Lahan 7 Kali Lebih Besar
Baca juga: Atasi Sampah Dilaut, Pemkot Ambon Bekerjasama Tuk Datangkan Kapal Emola 10 Asal Swiss
Fachri mengaku terkejut sekaligus bangga lantaran komoditas sagu dinilai memiliki potensi besar hingga masuk dalam radar pembangunan nasional.
“Beta kaget, kagum, senang dan gembira. Dari banyak PSN itu, ada satu tema: Hilirisasi Sagu. Artinya tim ekonomi Presiden Prabowo menganggap sagu ini potensi luar biasa,” ujarnya.
Ia menegaskan, jika sagu hanyalah komoditas biasa, tidak mungkin ditetapkan sebagai PSN.
"Kalau Sagu ini komunitas yang biasa saja, tidak mungkin ditetapkan oleh Presiden Prabowo sebagai salah satu PSN," jelasnya.
SBT sendiri disebut sebagai pusat produksi sagu terbesar di Maluku.
Dari total 36 ribu hektare sagu di Maluku, sebanyak 35 ribu hektare berada di SBT.
Secara nasional, dari 6,5 juta hektare potensi sagu dunia, Indonesia menguasai 5,5 juta hektare, dan SBT menjadi penyumbang dominan di Maluku hingga 97 persen.
“Jadi bicara sagu dunia itu sama dengan sagu Indonesia, dan bicara sagu Indonesia itu sama dengan bicara SBT,” tegasnya.
Menurut Bupati, posisi geografis SBT yang dekat dengan Papua turut menjadi nilai tambah bagi daerah.
Kedekatan ini membuat SBT dipandang sangat layak menjadi lokus hilirisasi sagu nasional karena pasokan bahan baku mudah terpenuhi.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/ambon/foto/bank/originals/Alkatiri-saat.jpg)