Maluku Hari ini
ISKA DPD Maluku Gelar Sekolah Kebangsaan, Tekankan Nilai Pancasila di Tengah Disrupsi
Acara ini diikuti oleh lebih dari 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Ambon, dengan tujuan menumbuhkan kembali semangat nasionalisme.
Ringkasan Berita:
- ISKA DPD Maluku menggelar kegiatan Sekolah Kebangsaan di Aula Seminari Tinggi St. Fransiskus Ambon, Sabtu (8/11/2025).
- Acara ini diikuti oleh lebih dari 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Ambon
- Tujuan kegiatan untuk menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan memperdalam pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan di tengah tantangan era disrupsi.
AMBON, TRIBUNAMBON.COM — Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi Maluku menggelar kegiatan Sekolah Kebangsaan di Aula Seminari Tinggi St. Fransiskus Ambon, Sabtu (8/11/2025).
Acara ini diikuti oleh lebih dari 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Ambon, dengan tujuan menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan memperdalam pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan di tengah tantangan era disrupsi.
Tiga narasumber utama dihadirkan dalam kegiatan tersebut, yakni RD. Dr. (Can.) Ignatius S. S. Refo, (Romo Igo), RD. Dr. Costan Fatlolon, dan Ir. Richard Uffie yang masing-masing membawakan tema-tema kebangsaan dari perspektif iman, demokrasi, dan realitas sosial politik kontemporer.
Baca juga: Kurang Kesadaran, Pantai Roleks Bula Dipenuhi Sampah Plastik dan Batok Kelapa
Baca juga: Tangkapan Nelayan Menipis, Harga Ikan di Masohi Makin Mahal Momar 4 Ekor Rp. 20 Ribu
Kontribusi Kecil yang Berdampak Besar
Dalam sesi pertama bertajuk “Bagaimana Indonesia Jika Tanpa Katolik”, Romo Ignatius S. S. Refo menekankan, meskipun umat Katolik hanya berjumlah sekitar 2 persen dari total penduduk Indonesia, kontribusinya terhadap bangsa sangat besar.
“Kita tidak pernah minder. Dengan jumlah kecil sekalipun, umat Katolik telah memberi kontribusi nyata dan positif bagi bangsa ini,” ujar Romo Igo.
Pembicara kedua, RD. Dr. Costan Fatlolon mengangkat tema “Pancasila, Demokrasi, dan Tantangan Era Disrupsi”.
Ia menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai Pancasila di tengah derasnya arus globalisasi dan polarisasi politik.
“Jangan takut untuk berbeda. Pancasila justru mengajarkan bahwa perbedaan adalah kualitas, bukan ancaman,” tegasnya.
Ia juga mengutip pemikiran Jürgen Habermas tentang perlunya penguatan institusi demokrasi agar bangsa tidak terjebak dalam pragmatisme politik.
Sementara itu, Ir. Richard Uffie dalam paparannya bertema “Menimbang Ulang Kebangsaan Kita dalam Realitas Politik Dewasa Ini”, mengajak para mahasiswa untuk bersikap kritis dan kembali pada semangat para pendiri bangsa.
“Bangsa kita tengah menghadapi kemunduran nilai dan tantangan moral. Mahasiswa perlu berani berpikir kritis dan menegakkan kembali semangat kebangsaan yang menjadi dasar berdirinya republik ini,” ujarnya.
Isu Kebangsaan dan Sinergi Organisasi
Kegiatan yang dikemas secara interaktif melalui games dan role play ini menghasilkan diskusi dinamis di kalangan peserta.
Dari hasil survei yang dilakukan selama kegiatan, teridentifikasi lima ancaman terbesar terhadap kehidupan berbangsa, yaitu:
1. Perpecahan dan disintegrasi,
2. Korupsi,
3. Narkoba,
4. Terorisme, dan
5. Intoleransi.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Prasetyo Nurhardjanto, perwakilan Presidium Pusat ISKA sekaligus alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Lemhannas RI Tahun 2013, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi untuk menjaga semangat kebangsaan.
Usai sesi utama, acara dilanjutkan dengan kegiatan bersama Pemuda Katolik, mitra organisasi ISKA di Ambon dan Maluku.
Komitmen ISKA untuk Membangun Bangsa
Dalam sambutannya, Ketua DPD ISKA Provinsi Maluku, Dr. Andreas Ratuanak menyampaikan bahwa Sekolah Kebangsaan merupakan bentuk nyata keterlibatan ISKA dalam pendidikan karakter kebangsaan.
“Ini kontribusi konkret ISKA bagi bangsa. Kami berharap kegiatan ini memperluas wawasan kebangsaan mahasiswa dan menumbuhkan semangat cinta tanah air yang kuat,” ujar Andreas. (*)
| BPS Rilis Perkembangan Transportasi Udara di Maluku Masih Turun pada September 2025 |
|
|---|
| Perkara BBM Bio Solar, Saksi Kunci Tak Hadir, JPU Bacakan BAP: Penasehat Hukum Ajukan Keberatan |
|
|---|
| Mahasiswa Unpatti Tanamkan Literasi Finansial dan Nilai Toleransi bagi Siswa SD di Huamual Belakang |
|
|---|
| Kepsek SMP Negeri 6 Maluku Tengah Pastikan Penyaluran Dana PIP Sesuai Mekanisme |
|
|---|
| Pelantikan Pengurus IDI Maluku, Ini Harapan Gubernur Hendrik Lewerissa |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.