SBT Hari Ini
Pemkab Seram Bagian Timur Bakal Tetapkan Hak Kepemilikan Sagu Milik Warga
Fachri mengaku, program tersebut jadi prioritas yang bakal berdampak langsung, sehingga butuh kesiapan matang.
Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan Tribunambon.com, Haliyudin Ulima
BULA, TRIBUNAMBON.COM - Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) bakal menetapkan hak kepemilikan sagu masyarakat.
Hal itu guna mendukung hilirisasi sagu yang tengah dikampanyekan Bupati SBT, Fachri Husni Alkatiri.
Fachri mengaku, program tersebut jadi prioritas yang bakal berdampak langsung, sehingga butuh kesiapan matang.
Salah satunya yakni penataan hak atas kepemilikan lahan sagu.
"Kita akan atur tentang kepemilikan masyarakat terhadap lahan sagu. Jadi perusahaan kedepan harus punya stok lahan sagu yang cukup agar kapan pun produksinya bisa jalan. Kita bisa ubah dalam bentuk saham miliki masyarakat di perusahaan," ujarnya.
Selain kepemilikan, pihaknya juga akan mengubah hutan sagu menjadi kebun sagu.
Perubahan menjadi kebun sagu akan didukung dengan perluasan lahan.
Pasalnya, sesuai data yang dikantongi pihaknya, lebih dari 100 pohon sagu di SBT mati akibat tidak dikelola secara baik.
Baca juga: Menyikapi Bentrok Warga di Teluk Ambon, MUI Maluku Serukan Perdamaian
Baca juga: Situasi Pasca Bentrok di Hunuth Berangsur Kondusif, Wali Kota Ambon: Jangan Terprovokasi
"Pertama, pohon sagu kita tidak tanam tapi dia subur, kalau kita tanam dengan membuka lahan baru misalnya, saya yakin itu sangat bagus. Jadi konsepnya adalah Hutan Sagu kita ubah menjadi Kebun Sagu," jelasnya.
Meski begitu, dirinya mengaku jika nantinya hilirisasi sagu telah beroperasi, sistem produksinya juga bakal diperketat menggunakan sistem tebang pilih.
"Kedua, sistem tebang kedepan itu tidak asal tebang melainkan tebang pilih, memang istilah tebang pilih itu tidak bagus di penegakan hukum, tapi di kebun sagu itu harus tebang pilih agar kita tidak bisa sebarang menebang," tegasnya.
Fachri menyebut, jika nantinya pasokan sagu milik pihaknya tak mampu menjawab banyaknya produksi, pihaknya bakal menambah pasokan dari luar daerah seperti Papua yang dekat secara geografis.
"Ketiga, misalnya tiba-tiba ada kebutuhan produksi yang tinggi sementara pohon sagu yang kita tebang tidak banyak, kita bisa mengambil dari Papua, karena Papua sangat dekat dengan kita," tutupnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.