Bentrok di Hunuth

Menyikapi Bentrok Warga di Teluk Ambon, MUI Maluku Serukan Perdamaian

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku, Prof. Dr. Abdullah Latuapo, menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga

Penulis: Novanda Halirat | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Jenderal Louis
BENTROK PEMUDA - Sebanyak 350 personel gabungan TNI-Polri telah diterjunkan ke lokasi untuk meredam situasi dan mengendalikan massa di Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Selasa (19/8/2025) Sore. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Novanda Halirat 

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku, Prof. Dr. Abdullah Latuapo, menyerukan kepada warga untuk tetap menjaga persaudaraan.

Dalam pernyataannya, Latuapo  menegaskan bahwa kekerasan bukanlah jalan keluar dari setiap perbedaan dan tidak pernah dibenarkan dalam ajaran agama mana pun.

“Kami dari MUI Maluku mengajak seluruh masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung, untuk tidak memperkeruh suasana. Mari kita jaga Maluku ini sebagai rumah bersama yang damai. Jangan korbankan rasa persaudaraan hanya karena emosi sesaat,” ungkap Prof. Latuapo. dalam rilisan yang diterima Tribunambon.com

Latuapo juga meminta warga untuk tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.

Juga menyerahkan penyelesaian masalah kepada aparat keamanan.

Baca juga: Jalan di Hunuth Ambon Kembali Normal, Aparat Keamanan Berhasil Kendalikan Situasi

Baca juga: Situasi Pasca Bentrok di Hunuth Berangsur Kondusif, Wali Kota Ambon: Jangan Terprovokasi

“Kami mendukung penuh langkah tegas aparat keamanan dalam menegakkan hukum terhadap semua pihak yang terbukti terlibat. Ketegasan hukum adalah bagian penting dalam menjaga kedamaian,” tambahnya.

Selain itu, Prof. Latuapo juga menekan pentingnya peran tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat sipil untuk ikut serta meredam ketegangan dan menjadi jembatan perdamaian di tengah masyarakat.

“Mari kita rawat keberagaman dan kebersamaan di Maluku. Jadikan musyawarah dan kearifan lokal sebagai jalan utama dalam menyelesaikan konflik,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved