Maluku Terkini

Pj Nerong dan Kepo Ohoirenan Kompak Bantah Isu Banjir Bandang Imbas dari Operasional PT Batu Licin

Mohammad Assagaf Refra membantah tudingan banjir bandang yang melanda Kei Besar, akibat aktivitas operasional PT Batu Licin.

TribunAmbon.com/vera
BANJIR MALRA : Salah satu rumah warga yang terdampak longsor di Ohoi Ohoirenan/ Megarivera Renyaan 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan

LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Pj Kepala Ohoi (Desa) Nerong, Kecamatan Kei Besar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) Mohammad Assagaf Refra membantah tudingan banjir bandang yang melanda Kei Besar, akibat aktivitas operasional PT Batu Licin milik Konglomerat Kalimantan Haji Isam.

Hal tersebut dikemukakan, menyusul kritik pedas yang disampaikan masyarakat, akibat banjir yang terjadi di belasan Ohoi di wilayah Kei Besar sejak pekan lalu.

"Perusahaan ini masuk dan beroperasi di tahun 2024 tidak ada keresahan dari masyarakat," ungkapnya melalui pesan singkat WhatsApp, Minggu (8/6/2025).

Menurut Refra, asumsi masyarakat saat ini dikarenakan terjadi banjir bandang di beberapa Desa di wilayah Kei Besar yang menyebabkan kerusakan cukup signifikan sehingga anggapan publik bahwa ini adalah akibat dari aktivitas penambangan.

"Namun kami tegaskan sesuai dengan pernyataan praktisi lingkungan dan kehutanan, banjir yang terjadi murni siklus tahunan," tegasnya.

Penambangan yang dilakukan Perusahaan, lanjutnya tentu mendapat izin oleh masyarakat adat Ohoi Nerong, Ohoirenan dan sekitarnya yang memiliki hak atas tanah adat tersebut. 

Bahwa sejak 2024 perusahaan telah membayar sesuai dengan kesepakatan masyarakat dan pada saat yang sama pun turut diawasi oleh Pemkab Malra  dibawah Kepemimpinan Pj Bupati Jasmono.

"Tentunya masyarakat Ohoi Nerong dan Ohoirenan memiliki beberapa kesepakatan dengan perusahaan,  untuk melakukan tanggungjawab sosial berkelanjutan, baik itu program pemberdayaan masyarakat di bidang perkebunan bidang perikanan, dan tentunya tanggungjawab terhadap lingkungan bekas tambang," jelasnya.

Pada saat kunjungan Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan DPRD Maluku juga sempat meninjau lokasi penambangan material urukan tanah dan batu di Ohoi Nerong.

"Ini menunjukan bahwa tidak ada yang ditutup-tutupi sementara perusahaan tengah berproses. Koordinasi perusahaan, pemerintah ohoi dan masyarakat berjalan dengan baik," ungkapnya.

Harapannya setelah adanya perusahaan di wilayah Kei Besar dapat menggerakan roda perputaran ekonomi, dimana selama ini masyarakat berkebun dan melaut sudah bisa diserap menjadi tenaga kerja lokal di PT. Batulicin Beton Asphalt.

Sementara, Julius Rahallus Kepala Ohoi Ohoirenan salah satu desa yang terdampak banjir dan longsor mengatakan ini murni bencana alam yang setiap tahun terjadi, akibat pergantian musim dan curah hujan yang cukup tinggi. 

"Sehingga tidak ada korelasi dengan aktivitas perusahaan," ujarnya.

Dikatakan, perusahaan juga turut memberikan perhatian pada Ohoi Ohoirenan yang terdampak bencana karena letaknya bertetangga dengan Ohoi Nerong.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved