Info Derah

Tak Difungsikan, Cold Storage di Kecamatan Kesui SBT Mulai Rusak

Taslim, salah warga Kecamatan Kesui Watubela mendesak Pemerintah Kabupaten setempat harus menaruh perhatian atas bangunan Cold Storage.

|
Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Ode Alfin Risanto
TribunAmbon.com/Haliyudin Ulima
PEMDA SBT - Tampak kondisi Cold Storage di Kecamatan Kesui Watubela Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Maluku, ditutupi semak belukar, Jumat (11/4/2025). 

Laporan Wartawan Tribunambon.com, Haliyudin Ulima 

BULA, TRIBUNAMBON.COM - Bangunan Cold Storage di Kecamatan Kesui Watubela Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Maluku, telah lama terbengkalai.

Akibatnya, sejumlah fasilitas pendukung yang ada di dalam Cold Storage itu mulai rusak.

Tak hanya itu, tampak kondisi bangunan juga ditutupi semak belukar lantaran tidak dibersihkan selama beberapa tahun terakhir.

Taslim, salah warga Kecamatan Kesui Watubela mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat melalui Dinas Perikanan dan Kelautan harus menaruh perhatian penuh atas bangunan tersebut.

Sebab kata dia, bangunan tersebut menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi warga masyarakat setempat.

“Kami minta ada perhatian Pak Bupati dan Wakil. Karena Saat ini tidak ada perhatian serius dari Dinas Perikanan dan Kelautan,” ucap Taslim, Jumat (9/4/2025).

Ia menyarankan agar sebaiknya Dinas Kelautan dan Perikanan sebaiknya mencari investor untuk berinvestasi di Cold Storage Kesui agar bisa beroperasi dan tetap terawat.

Baca juga: Punira Kilwalaga Pastikan, Minggu Depan Insentif Tenaga Kesehatan di SBT Segera Dibayarkan 

 

Baca juga: Kasus Korupsi Ratusan Juta Pembangunan Dermaga Ohoi Faan, Roberd Rentanubun Mulai Disidangkan

Selain dapat mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor perikanan, beroperasinya pabrik pembeku ikan ini juga dapat menyedot tenaga kerja warga sekitar.

Pasalanya, sejak diresmikan pada 2012 silam Cold Storage Kesui punya peran penting bagi nelayan setempat, hasil tangkapan yang melimpah tidak lagi dipasarkan ke tempat lain.

Namun setelah dua tahun beroperasi, investor yang berinvestasi di Cold Storage tersebut harus angkat kaki lantaran biaya operasional yang semakin meningkat.

Salah satunya ialah, biaya yang dikeluarkan untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar terlapau mahal sebab menggunakan solar industri. 

“Waktu itu pihak perusahaan yang kontrak Cold Storage Kesui sudah melayangkan surat kepada PLN untuk suplai listrik tapi karena PLN Kesui belum beroperasi 24 jam surat itu belum mendapat tanggapan,”katanya.

Namun, dengan hadirnya layanan listrik PLN Kesui yang telah beroperasi selama 24 jam dianggap dapat mengurangi beban biaya yang dikeluarkan investor relatif kecil. 

Oleh sebab itu Ia berharap, ada investor yang melirik Cold Storage tersebut untuk beroperasi kembali.

“Kami berharap ada upaya. Kalau kemarin mereka (investor) ragu-ragu karena persoalan listrik, sekarang PLN Kesui beroperasi sudah 24 jam, beban biaya produksi juga berkurang,” tutupnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved