Nepotisme Paskibra

Diduga Nepotisme, Impian Kristianie Jadi Paskibra Nasional Kandas di Tengah Jalan

Padahal, Kristianie Lumatalale berhasil meraih peringkat satu dari hasil Tes Intelegensi Umum (TIU), Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Kesehatan, Jasmani,

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Sumber; Istimewa
Kristianie Lumatalale saat memimpin latihan Paskibra di Unpatti. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Impian peraih nilai tertinggi dalam seleksi Paskibraka Nasional Tingkat Provinsi Maluku kandas di tengah jalan.

Ialah, Kristianie Lumatalale, siswi asal SMA Negeri 3 Seram Bagian Barat.

Padahal, Kristianie Lumatalale berhasil meraih peringkat satu dari hasil Tes Intelegensi Umum (TIU), Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Kesehatan, Jasmani, Parade, PBB dan wawancara dengan total nilai 89,46.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunAmbon.com, ada empat nama dari hasil seleksi Maluku, di antaranya:
1. Kristianie Lumatalale (SMA N 3 SBB).
2. Riskah Dwi latuconsina (SMA N 11 Ambon).
3. Cleo Faldy Ririhena (SMA N 2 Ambon).
4. Muhamad Ariel Lestaluhu.

Namun, Kristianie Lumatalale, Riskah Dwi latuconsina dan Cleo Faldy Ririhena tidak memenuhi syarat kesehatan sesuai pasca medical check up (MCU).

Sementara nama-nama yang dinyatakan lolos dan sudah berangkat di antaranya:
1. Misyel Salamony.
2. Arum Asih Lestari.
3. Muhamad Ariel Lestaluhu.
4. Mazwal Ali Tawainela.
5. Riskah Dwi Latuconsina.

Baca juga: Harga Bahan Pokok di Namlea Maluku Berpotensi Naik Dua Hari Sebelum Lebaran Idul Adha

Baca juga: Mamahit dituntut 7,4 Tahun Penjara atas Kepemilikan Narkotika Jenis Ganja dan Sabu-Sabu

"Saat hasil tes keluar ada tiga nama termasuk anak kami tidak memenuhi syarat MCU," ungkap Ibu Kandung Kristianie, Loce Wattimena saat dikonfirmasi TribunAmbon.com, Selasa (11/6/2024).

Sang Ibu, Loca Wattimena mengaku sangat terkejut mengetahui bahwa anaknya gagal.

"Kita dari pihak keluarga sangat terkejut dengan adanya hasil tes anak kami. Padahal pada awalnya dia sudah dinyatakan lolos tetapi ketika daftar nama-nama keluar, anak kami namanya tidak ada," tuturnya.

Dirinya kecewa lantaran proses seleksi tidak transparan, bahkan dinilai penuh nepotisme.

"Jadi kami sangat kecewa. Pelaksana seleksi harusnya jujur dan transparan supaya jangan ada keputusan sepihak atau dugaan kecurangan yang dilakukan," katanya dengan nada kesal.

Terpisah dari itu, Kepala Kesbangpol Provinsi Maluku, Daniel Indey membenarkan apa yang disampaikan Kristianie Lumatalale dalam pemberitaan beberapa media online.

"Apa yang disampaikan oleh ade kita itu (Kristianie Lumatalale) yang tertulis dalam beberapa media, terkait hasil tes nya itu nilainya memang bagus," ungkapnya kepada wartawan.

Dijelaskan, sebelumnya dia telah menginformasikan kepada para calon Paskibraka untuk menjalani MCU di Laboratorium Kesehatan Maluku dan RSU. Haulussy Ambon.

"Kita sudah jelaskan kepada mereka bahwa untuk berangkat ikut seleksi di Jakarta pada tanggal 9 sampai 13 Juni ini medical check up Labkes Karpan dan RS. Haulussy," jelasnya.

Lanjutnya, dari hasil pemeriksaan tersebut, tiga orang dinyatakan tidak memenuhi syarat. Sementara yang lolos hanya Muhamad Ariel Lestaluhu.

Hasil itu langsung dikirim ke Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) selaku panitia seleksi pusat di Jakarta.

"Dari hasil pemeriksaan itu 3 orang bermasalah kesehatan mereka, hasil itu dikirim saat itu juga ke Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di jakarta sebagai panitia pusat," imbuhnya.

Ia mengatakan, lantaran ketiga nama tidak memenuhi syarat MCU. Sehingga melalui koordinasi dengan BPIP maka Kesbangpol Maluku mengirim lagi 3 nama sebagai cadangan.

Yakni, Christin Wenno, Mazwal Ali Tawainela dan Arum Asih Lestari.

Selanjutnya, ketiga nama tersebut menjalani MCU sembari menunggu hasil dari BPIP.

"Arum Asih Lestari dan Mazwal Ali Tawainela memenuhi syarat, sementara Christin Wenno tidak mendapat rekomendasi dari BPIP," ujar Kepala Kesbangpol Maluku.

Ia mengaku, Wenno yang tidak lolos kemudian oleh BPIP mengganti namanya dengan Misyel Salamony.

"Kebijakan yang diambil BPIP, ada yang namanya Misyel Salamony," tandasnya.

Disamping itu, ada satu lagi nama yang menurutnya menimbulkan permasalahan di publik.

Ialah nama, Riskah Dwi Latuconsina yanh sebelumnya sudah dinyatakan gagal namun diberangkatkan oleh BPIP.

"Yang menjadi permasalahan bagi kami, muncul masalah yang sekarang ini adalah pemberangkatan orang yang seharusnya tidak berangkat," kata Indey.

Sebab itu, dirinya segera menyurati BPIP untuk mempertanyakan hal dimaksud.

"Kita komplain ke mereka kenapa yang tidak lolos jelas dengan surat mereka sendiri tapi diberangkatkan. Jadi kita buat surat keberatan atas nama Riska. Kita sayangkan Riska yang jelas tidak lolos kenapa bisa berangkat," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved