Maluku Terkini
Komunitas Bailo Literasi dan Pemuda Manusela Protes Pendidikan di Maluku Lewat Aksi Berbagi
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Bailo Literasi melakukan aksi protes terhadap Pendidikan Maluku lewat berbgai bantuan donasi.
Penulis: Maula Pelu | Editor: Tanita Pattiasina
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Bailo Literasi melakukan aksi protes terhadap Pendidikan Maluku.
Aksi protes dengan cara membagikan bantuan donasi kepada SD Yayasan Pendidikan Pembinaan Kristen (YPPK) Manusela, di Negeri Manusela, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.
Bantuan Donasi tersebut berupa alat tulis, buku tulis, buku-buku pembelajaran, dan pakaian.
Baca juga: Mirisnya Kondisi SD YPPK Manusela – Maluku: Dinding dari Papan, Kayu Lapuk hingga Atap Bocor
Baca juga: Usut Dugaan Korupsi Proyek Pembangunan Rumah Khusus BP2P, Jaksa Periksa PPHP
Koordinator lapangan, Taher Lesilawang mengatakan SD YPPK Manusela menjadi salah satu contoh kurangnya perhatian Pemerintah terhadap pendidikan di Maluku.
Pasalnya, kondisi SD Manusela sudah tidak layak untuk dipergunakan. Namun akibat keterbatasan, gedung sekolah masih dipakai untuk aktifitas belajar mengajar.
"Kita memilih Manusela sebagai wilayah protes karena kondisi pendidikan di sana belum sepenuhnya dirasakan Rakyat," kata Lesilewang kepada TribunAmbon.com, Selasa (23/1/2024).

Aksi protes yang mereka lakukan dengan tema Pendidikan Yang Baik dari Desa Menuju Kota.
Salah seorang pemuda Pegunungan Seram Utara, Maikel Amanukuany, yang juga tergabung dalam konsolidasi ini mengatakan, di Pegunungan Seram Utara hanya memiliki sekolah dasar.
Untuk mereka yang mau melanjutkan sekolah ditingkat SMP dan SMA harus ke Negeri Hatumete, Kecamatan Tehoru dengan menempuh perjalanan 3 Hari.
Atau bisa ke Negeri Wahai, Kecamatan Seram Utara, dengan waktu tempuh 4 hari perjalanan.
"Disini tidak ada SMP dan SMA. Masyarakat harus menempuh 3 hari perjalanan dari desanya Menuju Hatumete, atau ke Negeri Wahai, dengan waktu tempuh 4 hari," katanya.
Lanjutnya, karna jarak tempuh cukup jauh, mereka terpaksa harus hidup menumpang di keluarga.
Jika tidak ada keluarga di kampung tersebut, maka mereka membangun rumah singgah untuk anak-anak yang melanjutkan sekolah di tingkat SMP dan SMA.
"Ada rumah singgah yang masyarakat bangun untuk anak-anak mereka yang mau melanjutkan sekolahnya" tandasnya.
Mereka berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk masyarakat di pegungan seram Utara.
Bukan hanya membangun SD, tetapi juga membangun SMP dan SMA agar generasi muda di Manusela merasakan pendidikan dengan jarak tempuh yang dekat dan pendidikan yang layak. (*)
Diduga Terima Amplop Rp. 250 ribu Usai Doa Bersama di Polda, Mental Aktivis Maluku Dipertanyakan |
![]() |
---|
Aktivis Maluku Terima Amplop Rp 250 Ribu Usai Doa Bersama di Polda, Diduga tuk Redam Demonstrasi |
![]() |
---|
Sekelompok Orang Diduga Preman Duduki Kantor Gubernur Maluku: Rumah Sakit atau Kantor Polisi |
![]() |
---|
Tersangkut Dugaan Tindak Pidana, Subhan Pastikan Ingrid Ferdinandus Bukan Lagi Pengurus SOKSI Maluku |
![]() |
---|
Polwan Goes to School Jembatan Hukum dan Harapan di SMK Negeri 3 Ambon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.