Ambon Hari Ini
Bermodalkan Lem Tembak, Melanesian Gallery Daur Ulang Barang Bekas Jadi Ratusan Karya Rupa
Oleh Owner dari Melanesian Gallery, Ferdinand Stefen Marcus (35) menciptakan karya-karya bernilai seni tinggi dengan bermodalkan lem tembak.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Tak butuh banyak modal, Melanesian Gallery mampu mengubah barang bekas menjadi ratusan karya rupa.
Oleh Owner dari Melanesian Gallery, Ferdinand Stefen Marcus (35) menciptakan karya-karya bernilai seni tinggi dengan bermodalkan lem tembak.
"Saya hanya menggunakan lem tembak untuk memproduksi karya-karya dari barang bekas. Karena awal memulai usaha ini kendalanya modal. Karena bahan sudah ada tapi bagaimana meminimalisir anggaran makanya bisa dibilang hanya bermodalkan setangkai lem tembak. Itu awal mulanya," ungkapnya kepada TribunAmbon.com, Jumat (1/9/2023).
Usaha ini mulai ditekuninya sejak tahun 2019 saat pandemi Covid-19 melanda.
Berbekal pengalaman saat menetap di Bali sebagai seorang mahasiswa D2 Pariwisata Perhotelan, Universitas Dhyana Pura.
Dia merasa terpanggil untuk memanfaatkan talenta yang diberikan Tuhan.
"Dulu saat masih di Bali sekitar tahun 2015 sudah mulai pendalaman skill. Nah ketika pulang ke Ambon karena pandemi lalu saya merasa terpanggil untuk bagaimana menggunakan pengalaman dan wawasan tentang seni rupa untuk berkarya. Ini merupakan tanggung jawab atas talenta yang sudah diberikan Tuhan," tuturnya yang pernah menjadi steward salah satu restoran di Bali.
Selama 4 tahun bekerja sebagai seniman di Ambon, ratusan karya seni rupa yang dihasilkannya, mulai dari lampu hias, asbak, holder phone, miniatur, jam dinding, perabotan rumah tangga, serta dekorasi interior lainnya.
Baca juga: Basudara Benelli Ambon: Rindu yang Menyeruak hingga Dijamin Auto Ganteng
Baca juga: Dihianati, Partai Demokrat Bakal Gelar Rapat tuk Tentukan Langkah soal Isu Pasangan Anies-Cak Imin
Untuk pemasaran sejauh ini sebatas dari mulut ke mulut, tetapi salut produknya sudah dibeli oleh touris dari Belanda.
Kebanyakan hasil karya berupa lampu hias terjual dikisaran Rp. 1 jutaan.
"Ada banyak jenis karya yang saya buat seperti perabotan rumah tangga, hiasan serta berbagai barang lainnya. Memang untuk pemasaran masih sebatas dari mulut ke mulut, ke teman dan keluarga. Pernah juga dibeli oleh touris dari Belanda saat berkunjung ke Ambon," jelas Owner Melanesian Gallery.
Produk-produk yang diciptakannya ditawarkan mulai dari Rp. 250 ribuan.
Sebagai seniman menurutnya, nilai dari sebuah karya seni handmade dilihat dari keunikan serta kualitas juga barang tersebut limited edition.
Selain itu, waktu pengerjaan, tingkat kesulitan dan dilihat hasilnya barulah bisa mematok harga yang tepat.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.