Ambon Hari Ini
Bermodalkan Lem Tembak, Melanesian Gallery Daur Ulang Barang Bekas Jadi Ratusan Karya Rupa
Oleh Owner dari Melanesian Gallery, Ferdinand Stefen Marcus (35) menciptakan karya-karya bernilai seni tinggi dengan bermodalkan lem tembak.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
"Jadi satu barang saya kerjakan itu ide sendiri tanpa mencontohi dari media sosial, hasil murni jadi harga untuk satu barang tidak dipastikan harga pasti. Karna harga karya seni handmade lebih mahal dari yang dijual di toko, untuk harga satu barang tidak bisa dipatok, karna modalnya tergolong murah tapi kualitas dari hasil tersebut lebih dari harga pasaran. Ada keunikan, kualitas serta limited edition, sehingga pembeli merasa spesial jika memiliki karya tersebut. Berapa lama kerja, tingkatan kesulitan dan hasilnya baru lah dipatok nilai yang setara dengan produk yang dibuat," ujar Nando sembari menunjuk beberapa koleksi buatan tangannya.
Selain menghasilkan karya, Nando juga membuat video tutorial di akun YouTubenya Melanasian gallery, dengan harapan agar menjadi bahan edukasi bagi banyak orang.
"Saya tidak sekedar membuat karya, tetapi buat video tutorial juga yang diupload youtube Melanesian Gallery. Supaya orang-orang yang mau belajar bisa nonton di sana," pungkas.
Dia berharap agar pelaku seni di Maluku tetap konsisten menghasilkan karya-karya terbaik.
"Harapan saya sederhana, yakni para pelaku seni di Maluku dapat memberikan bukti nyata dihargai atau tidak dihargai harus tetap berkarya," tutupnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.