Aktivis Kampus

Meski Pernah Jadi Tahanan, Risman Soulissa Buktikan Dirinya Bisa Wisuda, Ini Motivasinya

Soulissa menuturkan bahwa saat berada dalam sel tahanan dirinya sudah putus asa dengan studi sarjana di Unpatti.

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbom.com / Jenderal Louis
Risman Soulissa saat hadir dalam program Tribun Ambon Podcast, Sabtu (6/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Nama Risman Soulissa tak lagi asing di kalangan aktivis Maluku.

Orator ulung aktivis Universitas Pattimura (Unpatti) itu bahkan pernah menjadi tahanan gegara aksi-aksi demonstrasi, serta postingannya di sosmed yang menuntut Presiden, Gubernur hingga Wali Kota dicopot dari jabatannya.

Hingga dipidanakan dan menjadi tahanan Rutan Kelas II Ambon pada 24 Juli 2021 hingga 12 Januari 2022 lalu.

"Saya pernah dipidanakan hingga menjadi tahanan pada 24 Juli 2021 dan bebas pada tanggal 12 Januari 2022. Penahanan itu terkait aksi demonstrasi dan postingan di sosmed," ujarnya saat diwawancarai dalam program Tribun Ambon Podcast, Sabtu (6/5/2023).

AKTIVIS: Risman Soulissa saat lulus dari Universitas Pattimura.
AKTIVIS: Risman Soulissa saat lulus dari Universitas Pattimura. (Istimewa)

Soulissa menuturkan bahwa saat berada dalam sel tahanan dirinya sudah putus asa dengan studi sarjana di Unpatti

Terlebih di hari saat dirinya bebas dari jeruji besi, Risman mendapat kabar duka tentang kematian ayahnya.


"Waktu itu sudah putus asa tidak dapat menyelesaikan studi, apalagi saat mendengar kabar kalau bapa meninggal tepat saat dihari saya bebas," tuturnya.

Padahal sebelum jadi tahanan, dia mendapat nasehat dari sang ayah, Alm. Akli Soulissa untuk secepatnya menyelesaikan studi.

"Bapak pernah bilang kasi selesai studi lalu bapa mau datang ke Ambon untuk hadiri wisuda dan foto bersama," ungkapnya.

Kehilangan sosok ayah membuatnya putus asa tak lagi selesaikan studi, bahkan sempat memutuskan untuk bekerja di kapal.

"Waktu itu harapan pupus, pikirnya mau kerja saja ikut teman-teman yang kerja di kapal," cetusnya.

Tak cukup sampai di situ saja, Risman juga mendapat kabar bahwa ibunya di kampung tengah mengalami sakit.

Namun, ibunya pun berpesan sama seperti mendiang ayahnya agar Risman dapat segera menyelesaikan studi.

"Sebulan kemudian dengar kabar kalau mama sakit, mama juga minta supaya kasi selesai studi lalu mama mau datang foto," ujar Risman.

Pesan tersebut sontak menjadi penyemangat yang menyadarkannya untuk menyelesaikan studi S1.

"Pas dengar mama bilang begitu langsung teringat pesan yang sama dari bapa, seketika hal itu jadi memotivasi saya untuk selesaikan studi," katanya.

Tantangan besar dirinya saat itu ialah tunggakan SPP sebesar Rp. 15 juta yang harus dipenuhinya.

Berbagai cara pun diusahakan, salah satunya dengan menjual cengkeh.

Cengkeh dipasoknya dari Desa Ilath kecamatan Batabual di Namlea, kemudian dijual di Kota Ambon.

"Usaha kumpul uang, mulai dari kerja sampingan sampai menjual cengkeh demi biayai kuliah," tandasnya.

Berkat usaha, kerja keras dan doa dari sang ibu, Hanifa Soulissa.

Pria kelahiran 27 Juli 1997 itu dapat menyelesaikan sarjananya pada 3 Mei 2023 kemarin.

"Alhamdulillah, usaha dan doa dari mama sehingga saya dapat selesaikan studi di tahun ini. Bahkan selama proses penyelesaian studi dari KKN, seminar proposal hingga ujian skripsi tak ada hambatan berarti," ungkap pria asal Namrole itu.

Dirinya berharap pengalaman pribadinya bisa menjadi motivasi juga bagi setiap orang.

"Mudah-mudahan cerita saya ini dapat jadi motivasi bagi siapa saja, asalkan kita punya niat dan kesungguhan maka setiap tantangan dapat dilewati," tutupnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved