Demo di Ambon
Ricuh Demo di Gedung DPRD Maluku Berhasil Diredam Berkat Kolaborasi Semua Pihak
Namun, berkat respons cepat dari berbagai pihak, situasi berhasil diredam dalam waktu singkat.
Penulis: Maula Pelu | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Suasana memanas di kawasan Kantor DPRD Provinsi Maluku, Senin (1/9/2025) siang.
Hal ini ketika dua kelompok massa aksi terlibat cekcok yang nyaris berujung bentrokan.
Namun, berkat respons cepat dari berbagai pihak, situasi berhasil diredam dalam waktu singkat.
Kericuhan terjadi sekitar pukul 15.20 WIT, saat dua kelompok demonstran yang awalnya datang menyuarakan aspirasi, justru bersitegang di tengah aksi.
Mereka diantaranya yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Maluku dan Kelompok dari OKP Cipayung plus.
Beruntung, ketegangan itu mereda sekitar pukul 15.45 WIT, setelah aparat keamanan dari TNI dan Polri turun tangan dengan pendekatan persuasif.
Baca juga: Puluhan Pamflet Pendemo Dibentangkan di Depan Kantor DPRD Maluku: Ada Gambar Tikus Berdasi
Baca juga: Satpol PP Siagakan 30 Personel tuk Amankan Kantor DPRD Buru Jelang Isu Aksi Demo
Tak hanya aparat, mediasi juga melibatkan langsung Walikota Ambon, Bodewin Wattimena yang hadir di lokasi dan ikut menjembatani dialog antar kedua kelompok.
Peran aktif dari sesama demostran pun menjadi kunci terjaganya perdamaian.
Terakhir, berakhir dengan tuntutan para pendemo diterima langsung Ketua DPRD Maluku, Benhur G. Watubun, dengan komitmen tindak lanjut tuntutan mereka.
Diberitakan sebelumnya bahwa isu yang memantik bara bukanlah soal tuntutan mereka terhadap kebijakan negara, melainkan soal integritas.
Cipayung plus dituding menerima ‘amplop’ berisi Rp. 250 ribu per orang, usai menghadiri doa lintas agama yang digelar oleh Polda Maluku pada Sabtu (30/8/2025) di markasnya, Tantui, Kota Ambon.
Teriakan bahasa tersebut, terus dilontarkan kelompok pendemo lainnya. Itu memancing kemarahan lanjut dan disusuli dengan lemparan botol air.
Diketahui, aksi yang berlangsung di ambon ini merupakan bagian dari gelombang protes yang bergulir secara serentak di berbagai kota di Indonesia.
Semua berawal dari satu keresahan yang sama, ketidakadilan.
Peristiwa dimulai dari aksi demonstrasi 25 Agustus 2025 menolak gaji dan tunjangan anggota DPR, lalu demo 28 Agustus 2025 tuntutan hak buruh, dan demo 29 Agustus 2025 bergeser ke tuntutan keadilan atas Affan dengan elemen reformasi Polri.
Di Kota Ambon ini, para pendemo melakukan aksi demonstrasi di Polda Maluku dan berakhir di Kantor DPRD Provinsi Maluku.
Mereka mengangkat dari isu nasional hingga isu lokal seperti keberadaan tambang dan kriminalisasi pejuang lingkungan di Negeri Haya, Maluku Tengah. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.