Hari Pahlawan
Mengenal sosok Mathilda Batlayeri, Pahlawan Asal Maluku yang Gugur di Kalimantan
Nama aslinya adalah Mathilda Lamere, lahir pada tahun 1927 di Desa Sifnana, Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang kini sudah berganti nama me
Penulis: Ode Alfin Risanto | Editor: Adjeng Hatalea
Dari buah pernikahanya Mathilda dikarunia tiga orang anak, yakni Allexsander Batlayeri, Loedwik Batlayeri, dan Max Batelayeri, dan satu anaknya masih dalam kandunganya kala itu.
Suaminya Adrianus Batlayeri masuk Polisi saat Polri berdiri dan melakukan penerimaan anggota pertama kali 1944.
Saat mengikuti pendidikan pertmanya di SPN Polda Maluku selama tujuh bulan, suaminya ditugaskan di Kurau Kewedanaan Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Saat itu Adrianus berpangkat Agen Polisi II.
Sebagai istri polisi, Mathilda mengikuti suaminya dan tinggal di asrama mengasuh tiga anaknya yang masih kecil.
Berjuang Lawan Pemberontak
Dilansir dari berbagai sumber, bahwa di Kalimantan Selatan, pada tahun 1950, ada seorang tokoh bekas pejuang yang gigih melawan Belanda.
Orang tuanya memberi nama Angli, tetapi dia dikenal sebagai Haderi Bin Umar, dan paling popular sebagai Ibnu Hadjar.
Ibnu Hadjar kemudian melakukan pemberontakan dengan kelompoknya yang dinamakan Kesatuan Rakyat yang Tertindas (KRyT).
Dia pun menyatakan bagian dari perjuangan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosuwiryo.
kelompok Ibnu Hadjar menyerang pos militer di Kalimantan Selatan.
Baca juga: Hari Ini, Jokowi Akan Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada Empat Tokoh
Kala itu, pada Rabu dini hari, 28 September 1953, kelompok Ibnu Hadjar menyerang pos militer di Kalimantan Selatan.
Hari itu, Adrianus dan istrinya sudah bangun dari tidur, sedangkan ketiga anaknya masih tertidur pulas.
Suaminya berpamitan pergi ke sumur yang berjarak 75 Km dari asramanya untuk mengambil air bersih.
Saat Adrianus ke sumur, tiba-tiba datanglah sebuah serangan pasukan bersenjata kelompok KRyT pimpinan Ibnu Hadjar.