Kelangkaan Minyak Tanah
Minyak Tanah Susah di Ambon, Macam Deng Cari Jodoh Saja
Unit Manager Communication Relation and CSR Pertamina Regional Papua Maluku, Edi Mangun, mengaku selalu heran atas fenomana kelangkaa
Penulis: Rahmat Tutupoho | Editor: Nur Thamsil Thahir
Minyak Tanah Susah di Ambon, Macam Deng Cari Jodoh Saja
AMBON, TRIBUNNEWS.COM-- Fenomena kelangkaan bahan bakar jenis minyak tanah di Provinsi Maluku dan Kota Ambon, ibarat mencapai klimaks di awal Tahun Baru 2021 ini.
Sabtu (9/1/2020) siang, puluhan warga Kota Ambon dan dari pulau sekitar, antre untuk mendapat jatah bahan bakar bersubsidi ini.
Dewi (29 tahun), salah seorang warga, Tanah Rata Galunggung, Desa Batu Merah, Kelurahan Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, tak kuasa mengungkapkan "rasa rindu"-nya ke bahan dasar memasak makanan dapur itu.
"Cari minyak tanah susah macam deng cari jodoh eee," kata wanita berjilbab ini.
Wanita dan berpenampilan gadis ini antre di RT 001/RW 008 Kelurahan Batu Merah sejak pagi.
Bersama warga lain, ia berkeringat dan membaur antre dengan warga dari jazirah dan luar pulau Ambon.
Baca juga: Pemilik Mobil di Ambon Wajib Milik Garasi, Perdanya Segera Diusul ke DPRD
Baca juga: Warga Luar Pulau Ambon Ikut Berebut Jatah Minyak Tanah di Tanah Rata
Harga minyak tanah satu jerigen lima liter Rp17 ribu. Dia membawa empat jerigen.
Di Indonesia, Ambon dan Maluku belum termasuk kota dan provinsi program migrasi bahan bakar minyak ke gas.
Minyak tanah bersubsidi ini masih jadi bahan bakar utama mengola makanan jadi.
Saban akhir dan awal tahun, minyak tanah selalu berkurang di Gugus kepulauan Maluku dan Papua.
Unit Manager Communication Relation and CSR Pertamina Regional Papua Maluku, Edi Mangun, Sabtu (9/1/2021) mengaku selalu heran atas fenomana kelangkaan BBM ini.
Dalam sebulan BUMN penyedia dan distributor BBM mengklaim mendistribsikan 20 ribu kilo liter, untuk semua jenis BBM konsumsi, termasuk minyak tanah.
Jatah stok ini merujuk timgkat konsumsi bulanan.
Namun saban akhir dan awal tahun, kelangkaan selalu terjadi.